Pentingnya Struktur dalam Pendidikan Anak: Pengalaman Seorang Pemuda Berusia 22 Tahun

Di era di mana “pengasuhan lembut” atau gentle parenting dirayakan dan tekanan dianggap sebagai musuh, sebuah pengakuan emosional dari seorang pemuda berusia 22 tahun di Reddit telah menggugah perhatian masyarakat luas di internet. Dalam sebuah tulisan yang penuh perasaan, pengguna muda itu menceritakan bagaimana terlalu banyak kebebasan, kurangnya struktur, dan bertahun-tahun kebimbangan membuatnya merasa tersesat, kosong, dan tidak siap menghadapi dunia nyata.
Cerita ini bukan hanya tentang perjuangannya sendiri, tetapi juga menjadi pengingat bagi orang tua yang percaya bahwa membiarkan anak-anak mereka “menemukan jalan mereka sendiri” selalu merupakan jawaban yang tepat. Sejak kecil, pengguna tersebut mengungkapkan bahwa ia tidak pernah didorong untuk mengikuti jalur tertentu. Orang tuanya memberi segalanya — makanan, kenyamanan, cinta — tetapi tidak ada struktur, tidak ada tenggat waktu, dan tidak ada keputusan yang sulit. Mereka ingin dia mengambil waktu, menemukan hasratnya, dan melangkah sesuai ritme sendiri. Namun, saat ia merenungkan kembali, kebebasan itu dengan cepat berubah menjadi jebakan.
Di usia 22 tahun, saat teman-temannya sibuk belajar, bekerja, membangun karier, atau mengejar impian, ia merasa terjebak. Tanpa pekerjaan, tanpa arah yang jelas, dan tanpa motivasi yang nyata. Ia bahkan mempertimbangkan untuk membuka gerai momo — bukan karena hasrat, tetapi karena keputusasaan. Dia menyatakan bahwa ia telah menghabiskan tahun-tahun remajanya dengan terlalu banyak berpikir, menunda-nunda, dan menunggu kejelasan yang tidak kunjung datang.
Dalam tulisannya, dia memohon kepada para orang tua: “Tolong jangan biarkan anak-anak Anda berdiam diri di rumah tanpa melakukan apa-apa setelah kelas 10 atau 12. Jangan berpikir ‘mereka akan menemukan jalan mereka sendiri.’ Kebanyakan tidak.” Pesannya sangat jelas — anak-anak membutuhkan struktur, mereka membutuhkan tenggat waktu, dan terkadang, mereka membutuhkan tekanan. Terlalu banyak kenyamanan di awal, ia peringatkan, menciptakan rasa aman yang salah yang membuat anak muda tidak siap menghadapi tantangan hidup.
Dia juga menyoroti bahaya dari berpikir berlebihan, yang hanya mengarah pada lebih banyak kebingungan dan penundaan. Nasihatnya tegas namun tulus: Para orang tua harus mendorong anak-anak mereka untuk bertindak, meskipun itu hanya langkah kecil. Ajak mereka untuk memulai, berjuang, dan membangun sesuatu. Tindakan, katanya, selalu lebih baik daripada hanya terjebak dalam pikiran.
Sekarang, di usia 22 tahun, dia merasa seolah-olah sudah terlambat. Dia meragukan apakah dia akan pernah membangun karier yang sukses atau menemukan kebanggaan dalam perjalanannya. Namun, jika membagikan ceritanya dapat membantu bahkan satu remaja lain menghindari nasib yang sama, katanya itu akan sepadan.