Startup AI Mengancam Dominasi Pencarian Google dengan Peluncuran Browser AI

Sejumlah startup berbasis kecerdasan buatan (AI) kini tengah mengubah cara orang mencari informasi di internet, yang berpotensi mengancam dominasi Google dalam pencarian dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak kebangkitan pesatnya pada akhir tahun '90-an.
Minggu ini, Perplexity, sebuah startup yang berbasis di San Francisco dan baru-baru ini dinilai sebesar $14 miliar, meluncurkan browser web yang didukung AI untuk pengguna terpilih. Menariknya, OpenAI, perusahaan yang dikenal luas karena ChatGPT, juga sedang mengembangkan browser web AI-nya sendiri, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Browser web berbasis AI ini secara langsung menargetkan dominasi Google dalam pencarian, terutama melalui browser web populer mereka, Google Chrome. Inovasi ini berpotensi merombak industri pencarian seperti yang kita ketahui saat ini, menurut Steve Jang, pendiri dan mitra pengelola di Kindred Ventures, yang merupakan salah satu investor awal di Perplexity.
“Setiap siklus teknologi, selalu ada yang mempertanyakan apakah startup baru dapat—bagaimana mereka bisa mengalahkan atau bahkan merebut pangsa pasar yang signifikan dari platform lama ini, dan mereka selalu berhasil,” ujar Jang dalam sebuah wawancara dengan Fortune.
Browser AI milik Perplexity, yang bernama Comet, dilengkapi dengan chatbot AI milik Perplexity yang sebelumnya telah terpasang untuk menggantikan fungsi pencarian. Selain itu, Comet juga memiliki agen AI bernama Comet Assistant, yang diklaim perusahaan dapat secara otomatis mengatur pertemuan atau mengirim email, membeli barang untuk Anda, serta memberikan ringkasan tentang hal-hal penting yang perlu Anda ketahui untuk hari itu.
Masuknya produk-produk AI ini mungkin sangat tepat waktu dan dapat memanfaatkan “jendela kesempatan,” mengingat Google menghadapi masa depan yang tidak pasti akibat adanya langkah-langkah remedial yang akan diambil menyusul kasus antimonopoli yang dihadapinya, kata Ari Paparo, mantan direktur manajemen produk untuk produk iklan di Google. Salah satu langkah remedial tersebut bisa saja meliputi pemisahan browser Chrome yang kini menjadi pesaing bagi startup AI.
Sayangnya, Google belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar tentang hal ini.
Namun, masih belum jelas bagaimana pasar pencarian akan berkembang sebagai akibat dari masuknya pemain baru ini. Google Chrome, untuk saat ini, tetap memiliki keunggulan berkat jangkauan pengguna yang telah mapan, dengan lebih dari 3 miliar pengguna yang menguasai sekitar 68% pasar, serta kumpulan data pengguna yang sangat besar yang mereka kumpulkan. Selain itu, ada tantangan tersendiri terkait dengan transisi dari satu browser ke browser lainnya.
Dari sisi penggunaan AI, OpenAI kini sudah bersaing langsung dengan Google. Menurut survei terbaru oleh Wedbush, dua puluh sembilan persen konsumen mengaku menggunakan OpenAI secara teratur, dibandingkan dengan tiga puluh persen yang menggunakan Gemini milik Google.