Pria Pertama di Dunia Kendalikan iPad Hanya dengan Pikiran: Ajaib atau Berbahaya?

Apakah kamu tahu bahwa seorang pria bisa mengendalikan iPad hanya dengan pikirannya? Mark Jackson, yang berusia 65 tahun dan berasal dari Pennsylvania, baru saja mencetak sejarah sebagai orang pertama yang berhasil menggunakan antarmuka otak-komputer (BCI) untuk mengontrol perangkat tanpa harus menggerakkan tangan atau menggunakan suara!
Jackson, yang didiagnosis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS)) pada tahun 2021, mengalami kelumpuhan pada kedua tangannya yang mengubah hidupnya secara drastis. Namun, berkat kemajuan teknologi BCI, sekarang ia dapat menonton acara TV, mendengarkan buku audio, dan bahkan mengirim pesan teks kepada anak-anaknya dengan hanya berpikir.
"Salah satu tantangan terbesar bagi saya, dan saya yakin bagi orang lain dalam situasi serupa, adalah kehilangan kemampuan untuk melakukan hal-hal untuk diri sendiri," ungkap Jackson saat berbincang dengan ABC News. "Kini, saya bisa melakukan hal-hal untuk diri saya sendiri tanpa harus dibantu orang lain. Ini memberi saya kembali kendali atas hidup saya."
Bagaimana cara kerja BCI? Singkatnya, ini adalah sensor yang ditanamkan di otak. Mereka menerjemahkan sinyal dari otak menjadi tindakan di luar tubuh. Dengan BCI yang dikembangkan oleh perusahaan Synchron, Jackson dapat mengendalikan iPad-nya dengan sinyal otak.
Bahkan, teknologi ini bukan hal baru. Menurut Dr. Leah Croll, seorang neurolog di Maimonides Hospital, penelitian tentang BCI telah ada sejak tahun 90-an. Namun, kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) telah mempercepat penelitian ini hingga sekarang menjadi lebih memungkinkan untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. "Memberikan kembali fungsi kepada seseorang adalah hal yang sangat penting," tandasnya.
Jackson tidak sendirian dalam perjalanan ini. Ia telah bekerja dengan Synchron sejak tahun 2023, sebelumnya menggunakan BCI untuk mengontrol Apple Vision Pro. Dr. Tom Oxley, pendiri dan CEO Synchron, menjelaskan bahwa model terbaru dari BCI ini menggunakan Profil Perangkat Antarmuka Manusia (HID) yang memungkinkan interaksi lebih baik antara otak dan komputer. Ini membuat Jackson lebih mudah dan cepat dalam menggunakan aplikasi dibandingkan versi sebelumnya.
Namun, meski ada potensi cemerlang, ada juga banyak ketidakpastian seputar teknologi ini. BCI dapat membantu pasien mendapatkan kembali rasa kemerdekaan, tetapi pertanyaan tentang konsekuensi jangka panjang dan masalah privasi tetap belum terjawab. Croll mencatat, "Jika sesuatu ditanamkan di otak dan mengumpulkan data pribadi, bagaimana kita bisa melindungi privasi seseorang?"
Pada saat yang sama, Oxley menyatakan bahwa FDA memiliki persyaratan yang ketat untuk menyetujui perangkat medis seperti BCI, perlu waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan pengujian yang diperlukan sebelum bisa dipasarkan secara luas.
Walaupun Jackson berharap ada perbaikan pada fungsi scroll di BCI di masa depan, ia berharap kisahnya dapat memberikan harapan bagi orang lain dengan kondisi serupa. "Saya berpartisipasi dalam semua ini tidak hanya untuk diri saya sendiri, tetapi untuk membantu kemajuan teknologi agar bisa menjadi lebih baik di masa mendatang," tutupnya.