Dalam peringatan yang mengkhawatirkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyoroti ancaman serius dari jamur Aspergillus fumigatus, yang dikenal dengan angka kematian yang mencengangkan mencapai 85%. Dengan perubahan iklim yang terus berlanjut, ada kekhawatiran bahwa jamur ini dapat menyebar ke 77% lebih banyak wilayah di seluruh dunia pada tahun 2100. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Manchester mengungkapkan bahwa perubahan iklim dapat menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi pertumbuhan dan penyebaran spesies jamur yang berbahaya, termasuk Aspergillus fumigatus.

Riset ini menunjukkan bahwa peningkatan suhu global dapat memperluas jangkauan geografis jamur-jamur berbahaya tersebut, memasuki daerah yang sebelumnya dianggap tidak layak untuk kehidupan mereka. Temuan ini tidak hanya menyoroti ancaman kesehatan yang ditimbulkan oleh jamur, tetapi juga menegaskan keterkaitan langsung antara perubahan iklim dan kesehatan manusia.

Peningkatan Kesehatan Masyarakat yang Mengkhawatirkan

Studi ini fokus pada genus Aspergillus, dengan penekanan khusus pada Aspergillus fumigatus dan Aspergillus flavus. Jamur-jamur ini dikenal dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Aspergillus fumigatus, yang sering ditemukan di tanah, dapat menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa yang menyerang organ pernapasan.

Temuan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa jika tren pemanasan global yang ada saat ini terus berlanjut, pada tahun 2100, akan terjadi peningkatan jangkauan geografis Aspergillus fumigatus di Eropa hingga 77%, berpotensi mengekspos sembilan juta orang tambahan pada risiko infeksi. Sementara itu, Aspergillus flavus, yang juga dikenal memproduksi aflatoksin - senyawa beracun yang dapat mencemari hasil pertanian - diperkirakan akan mengalami peningkatan jangkauan hingga 10%, yang akan berdampak pada satu juta orang lebih di seluruh Eropa.

Peningkatan ini tidak hanya mengancam kesehatan manusia, tetapi juga produktivitas pertanian dan keamanan pangan, karena aflatoksin dapat merusak hasil panen dan mengancam pasokan makanan. Dengan situasi ini, dapat dipahami mengapa perhatian terhadap ancaman jamur ini sangat mendesak.

Siapa yang Paling Rentan?

Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak efisien, seperti pasien kanker yang menjalani kemoterapi, mereka yang telah menjalani transplantasi organ, dan individu dengan kondisi pernapasan kronis seperti asma atau fibrosis kistik, berada dalam kategori paling rentan terhadap infeksi jamur ini. Pada individu-individu yang rentan ini, paparan terhadap spora jamur yang biasanya tidak berbahaya bagi orang sehat dapat menyebabkan infeksi invasif yang berpotensi fatal jika tidak didiagnosis dan diobati dengan cepat. Angka kematian untuk aspergillosis, penyakit yang berkaitan dengan infeksi ini, berkisar antara 20% hingga 40%, tergantung pada tingkat keparahannya.

Salah satu tantangan besar yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah kesulitan dalam mendiagnosis infeksi jamur. Gejala-gejala yang dikenal dari aspergillosis, seperti batuk dan demam, sering kali mirip dengan penyakit-penyakit umum lainnya. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam deteksi dan penanganan yang tepat.

Selain itu, tantangan lain yang muncul adalah terbatasnya ketersediaan obat antijamur yang efektif, serta meningkatnya resistensi terhadap pengobatan yang ada, yang semakin menyulitkan pengelolaan infeksi ini. WHO telah mengakui Aspergillus flavus sebagai ancaman kesehatan masyarakat yang signifikan karena resistensinya terhadap pengobatan.

Dr. Norman van Rhijn, salah satu peneliti utama dalam studi tersebut, menunjukkan bahwa jamur patogen kurang mendapat perhatian dibandingkan mikroba lain seperti virus dan bakteri. Dia juga mencatat bahwa munculnya Candida auris, jamur berbahaya yang terkait dengan meningkatnya suhu, menambah keparahan situasi ini. Penelitiannya menekankan perlunya kesadaran yang lebih besar dan intervensi proaktif dari pihak berwenang.

Sesuai dengan yang dikatakan van Rhijn, dengan meningkatnya suhu global, kemungkinan besar patogen jamur akan memengaruhi sebagian besar wilayah di seluruh dunia, menjadikannya sebagai isu kesehatan global yang mendesak.

Langkah-Langkah yang Diperlukan

Studi ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan strategi kesehatan masyarakat yang inovatif dan tepat waktu, peningkatan langkah-langkah diagnosis, pengembangan obat antijamur yang lebih efektif, serta kerjasama global untuk membantu memantau dan melawan perubahan alam jamur-jamur patogenik ini. Temuan ini juga menunjukkan bahwa jamur, yang sebelumnya dipandang sebagai masalah yang lebih kecil dalam penelitian penyakit menular, harus dipandang sebagai ancaman yang penting dan semakin meningkat dalam konteks perubahan iklim. Ketidakmampuan untuk segera bertindak dalam menghadapi tantangan ini dapat mengakibatkan dampak yang serius dan luas terhadap kesehatan manusia.