Pakistan baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mendirikan Cadangan Strategis Bitcoin (SBR) dan berkomitmen untuk tidak menjual kepemilikan tersebut. Pengumuman ini disampaikan dalam konferensi Bitcoin yang berlangsung di Las Vegas, di mana Bilal bin Saqib, CEO Dewan Crypto Pakistan (PCC) dan Asisten Khusus Perdana Menteri (SAPM) untuk blockchain dan crypto, memberikan pernyataan yang menunjukkan komitmen pemerintah terhadap cryptocurrency ini.

Saqib menyatakan, "Pemerintah Pakistan sedang membangun cadangan Bitcoin strategis yang dipimpin oleh pemerintah. Dompet BTC nasional ini bukan untuk spekulasi atau sensasi. Kami akan menyimpan BTC ini dan tidak akan pernah menjualnya." Pernyataan ini menunjukkan bahwa Pakistan berusaha untuk mengambil langkah proaktif dalam dunia cryptocurrency, dengan harapan untuk memanfaatkan potensi besar yang ditawarkan oleh Bitcoin dan teknologi blockchain.

Menariknya, Saqib juga mengakui dampak mantan Presiden Donald Trump dalam ruang cryptocurrency. Dia mengatakan, "Dia (Trump) mampu mengenali bahwa Bitcoin bukanlah ancaman, melainkan peluang untuk inovasi, kebebasan, dan kedaulatan." Pada masa pemerintahannya, Trump sempat berjanji untuk membentuk cadangan strategis BTC, meski janji tersebut belum dipenuhi. Langkah AS ini telah memicu minat di negara lain, termasuk Pakistan, yang kini ingin mengikuti jejak tersebut.

Namun, ketertarikan Pakistan terhadap cryptocurrency tidak berhenti di SBR saja. Di bulan Maret lalu, Saqib menyatakan kepada Bloomberg bahwa negara tersebut "sudah tidak mau lagi berada di pinggir lapangan" terkait masalah crypto dan inovasi keuangan. Ini mendorong mereka untuk mendorong kerangka hukum yang bisa mendukung adopsi dan investasi dalam dunia crypto.

Segera setelah itu, PCC menunjuk pendiri Binance, CZ, sebagai penasihat strategis. Keterlibatan Pakistan dalam crypto semakin meluas, termasuk kemitraan terbaru dengan World Liberty Financials (WLFI), yang didukung oleh Trump. Pada akhir April, negara tersebut mengumumkan kemitraan PCC-WLFI, yang bertujuan untuk mendorong adopsi crypto dan eksperimen terkait blockchain, seperti tokenisasi dan pengiriman uang. Saqib menambahkan, "Kolaborasi kami dengan WLFI lebih dari sekadar kemitraan; ini adalah langkah strategis untuk memberdayakan populasi muda kami dan mengintegrasikan Pakistan ke dalam masa depan keuangan global."

Selama Konferensi BTC, Saqib juga menyebutkan bahwa Pakistan memiliki sekitar 40 juta pengguna crypto, dengan talenta muda yang merupakan peluang besar. Menurut laporan adopsi crypto 2024 dari Chainalysis, negara ini termasuk di antara sepuluh teratas berkat meningkatnya penggunaan bursa terpusat.

Apabila SBR ini berhasil diterapkan, Pakistan akan bergabung dengan negara-negara seperti El Salvador, Kerajaan Bhutan, AS, dan China sebagai pemegang BTC. Secara keseluruhan, hanya ada delapan negara yang memegang BTC, dengan nilai gabungan lebih dari $57 miliar, menurut data dari BitBo. Adopsi oleh negara dan lembaga diperkirakan akan menjadi pendorong utama terhadap potensi kenaikan harga BTC dalam jangka panjang.

Hingga berita ini ditulis, BTC diperdagangkan pada harga $108K, naik 14% dalam tiga puluh hari terakhir dan +40% dari level terendah di bulan April.