Elon Musk dan Perkembangan Perusahaan: Dari Teknologi Otak hingga Penjualan Mobil Listrik

Elon Musk terlihat tertawa selama acara pers bersama Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, pada 30 Mei 2025. Dalam minggu pertamanya menjauh dari apa yang disebut sebagai Departemen Efisiensi Pemerintah AS, Musk menyaksikan perkembangan positif dalam perusahaan-perusahaannya. Salah satu pencapaian terbaru datang dari perusahaan teknologi otaknya, Neuralink, yang mengumumkan penggalangan dana sebesar $650 juta. Keberhasilan ini menjadi sorotan, mengingat latar belakang Musk yang kerap terlibat dalam berbagai inovasi yang mengubah industri.
Di sisi lain, pabrikan mobil listriknya, Tesla, juga mencatat lonjakan penjualan yang mengesankan. Pada bulan Mei, Tesla mengalami peningkatan penjualan sebesar 213% dibandingkan tahun lalu di Norwegia. Meskipun demikian, hubungan sebab-akibat antara keberhasilan ini dan keputusan Musk untuk menjauh dari DOGE—yang merupakan singkatan dari Departemen Efisiensi Pemerintah—masih diragukan. Proses penggalangan dana dan periode penjualan tersebut terjadi saat Musk masih terlibat aktif dengan Gedung Putih, sehingga bisa jadi peristiwa-peristiwa ini terjadi tanpa banyak intervensi dari dirinya.
Namun, pencapaian-pencapaian ini tetap menggambarkan mengapa banyak orang mendukung Musk: perusahaannya secara fundamental merupakan entitas yang sukses. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa, seperti fitur mengemudi otomatis penuh yang dijanjikan oleh Tesla, perusahaan-perusahaan milik Musk tidak sepenuhnya otonom dan memerlukan pengawasan yang berkelanjutan—dan idealnya, tangan yang "sangat fokus" untuk membimbing mereka.
Di sisi lain, ada berita menarik dari sektor makanan. Sapi Jersey terlihat merumput di ladang penggembalaan di Raw Farm USA di Fresno County pada Jumat, 14 Juni 2024. Sementara itu, di Tiongkok, hamburger 'The Great American' kini dibuat dengan daging sapi asal Australia. Produk pertanian Amerika kini semakin hilang dari toko dan restoran di Tiongkok, dan semakin terpinggirkan oleh impor lainnya. Di restoran miliknya yang terletak di Beijing, Geng Xiaoyun dulunya menawarkan hidangan khusus kaki ayam yang dibakar dengan garam—atau yang dikenal sebagai 'jari phoenix' di Tiongkok—yang diimpor dari Amerika. Xiaoyun berbagi, "Kaki ayam Amerika itu sangat indah. Mereka kenyal sehingga rasanya enak. Kaki ayam Tiongkok hanya tidak sebaik itu." Dengan harga yang melonjak 30% sejak Maret akibat tarif, pemilik restoran Kunyuan terpaksa menghapus kelezatan Tiongkok tersebut dari menu.