Oksigen terapi, khususnya terapi oksigen hiperbarik (HBOT), telah menarik perhatian banyak orang, terutama dalam konteks peremajaan dan kesehatan. Namun, apa sebenarnya terapi ini dan bagaimana cara kerjanya pada tubuh kita?

HBOT dikenal bekerja dengan meningkatkan produksi sel punca yang berperan penting dalam regenerasi jaringan yang rusak. Selain itu, terapi ini juga dikenal dapat mengurangi peradangan di berbagai organ, memperbaiki fungsi mitokondria untuk meningkatkan energi seluler, serta meningkatkan kinerja kognitif. Ada pula potensi untuk memperpanjang telomer, yaitu penutup pelindung pada DNA yang semakin pendek seiring bertambahnya usia.

Bryan Johnson, seorang pengusaha teknologi dan biohacker yang terkenal, mengklaim bahwa dirinya telah berhasil “membalikkan” beberapa aspek usia biologisnya hingga setara dengan usia seorang remaja berusia 10 tahun. Ia mengaitkan pencapaiannya ini dengan eksperimen radikal yang dilakukan selama 90 hari dengan terapi oksigen yang intensif. Johnson dikenal menghabiskan jutaan dolar setiap tahun untuk regimen anti-penuaan melalui proyeknya yang bernama Blueprint.

Dalam eksperimen terbarunya, Johnson mengungkapkan bahwa terapi ini telah membantunya mendapatkan kesehatan kulit yang lebih baik, mengurangi penanda biologis penuaan, meningkatkan kapasitas paru-paru dan kinerja kardiovaskular, serta memperbaiki fungsi kognitif dan kualitas tidurnya. Namun, pertanyaannya adalah, apakah terapi ini aman dan efektif untuk semua orang?

HBOT, yang sudah disetujui oleh FDA untuk berbagai kondisi medis seperti keracunan karbon monoksida, gangren, luka yang tidak sembuh, dan penyakit dekompresi, kini semakin dilirik karena potensi manfaatnya dalam peremajaan. Dengan cara kerja yang unik, terapi ini memungkinkan lebih banyak oksigen terlarut langsung ke dalam plasma darah, yang selanjutnya dapat menjangkau jaringan tubuh yang kekurangan oksigen, mendorong penyembuhan dan peremajaan pada tingkat sel.

Studi yang dilakukan pada tahun 2020 di Israel menunjukkan bahwa HBOT dapat meningkatkan panjang telomer dan mengurangi jumlah sel senescent, yang merupakan sel tua yang tidak berfungsi dengan baik dan berkontribusi terhadap penuaan serta penyakit. Johnson mengklaim bahwa setelah menjalani 90 hari terapi HBOT, dikombinasikan dengan regimen latihan ketat, diet berbasis tumbuhan, optimalisasi tidur, dan pemeriksaan medis rutin, profil biologisnya kini serupa dengan anak berusia 10 tahun. Namun, penting untuk dicatat bahwa perhitungan usia biologis dapat bervariasi tergantung pada metrik yang digunakan, dan belum ada kesepakatan universal mengenai hal ini.

Meskipun transformasi Johnson menarik perhatian publik, para ahli medis mengingatkan agar bersikap hati-hati. HBOT memiliki risiko, seperti keracunan oksigen dan barotrauma (cedera akibat tekanan), serta perubahan penglihatan. Selain itu, aksesibilitas terapi ini masih terbatas; biaya untuk satu rangkaian lengkap HBOT bisa mencapai ribuan dolar, dan pengawasan medis yang dijalani Johnson jauh dari standar umum.

Dr. Shai Efrati, seorang pelopor dalam penelitian HBOT, berpendapat bahwa dengan protokol dan pemilihan pasien yang tepat, HBOT bisa digunakan secara lebih luas untuk memperlambat penuaan biologis. Namun, dibutuhkan lebih banyak studi yang terverifikasi sebelum terapi ini dapat direkomendasikan secara luas.

Eksperimen Bryan Johnson membuka kemungkinan menarik, meskipun kontroversial, dalam bidang ilmu penuaan dan perpanjangan umur. Ini menantang pandangan tradisional tentang penuaan sebagai proses linier yang tidak dapat diubah, dan menunjukkan bahwa dengan alat yang tepat, kita mungkin tidak hanya bisa memperlambat penuaan, tetapi juga mungkin memundurkan beberapa jam biologis. Namun, sangat penting untuk memisahkan kisah sukses anekdotal dari konsensus ilmiah. Meskipun kisah Johnson sangat menarik, seharusnya itu menjadi landasan untuk penyelidikan yang lebih dalam, bukan resep universal. Meskipun ide memiliki biologi seorang anak berusia 10 tahun di tengah usia dewasa terdengar seperti mimpi, realitasnya jauh lebih rumit. Terapi oksigen, khususnya HBOT, menyimpan harapan, tetapi bukan solusi ajaib, setidaknya belum saat ini. Apa yang ditawarkan perjalanan Bryan Johnson adalah sekilas yang menarik ke masa depan tentang bagaimana kita mungkin menua, dan mungkin, bagaimana kita tidak akan menua.