Seorang tim peneliti di Universitas California, Los Angeles (UCLA) telah menciptakan alat pen khusus yang dapat mendeteksi gejala awal penyakit Parkinson. Alat inovatif ini menganalisis tulisan tangan menggunakan kecerdasan buatan, memberikan alat diagnostik yang terjangkau dan dapat diakses oleh banyak orang.

Pen ini dilengkapi dengan tinta magnetik dan ujung unik yang mengubah gerakan tulisan pengguna menjadi sinyal listrik. Sinyal-sinyal ini kemudian dianalisis oleh algoritma AI untuk mengidentifikasi penanda yang menunjukkan adanya penyakit Parkinson.

Dalam studi ini, para peneliti membandingkan sampel tulisan tangan dari tiga individu yang didiagnosis menderita penyakit Parkinson dengan tulisan tangan dari 13 peserta sehat. Pen yang didukung oleh AI ini berhasil membedakan antara kedua kelompok tersebut dengan akurasi lebih dari 95%. Meskipun ini adalah studi skala kecil, hasilnya menunjukkan potensi teknologi ini sebagai alat diagnostik yang andal.

Menurut para peneliti, keterjangkauan pen ini dan kemudahan distribusinya menjadikannya sangat berharga, terutama di daerah dengan sumber daya medis yang terbatas. Para ahli juga menyatakan, “Alat ini menawarkan metode praktis yang dapat digunakan secara luas untuk diagnosis penyakit Parkinson.”

Tim peneliti menekankan perlunya pengujian lebih lanjut dengan kelompok peserta yang lebih besar. Setelah melakukan uji klinis yang ekstensif, tujuan mereka adalah untuk membuat pen ini tersedia secara global sebagai alat diagnostik yang umum digunakan.