Jeff Bezos, pendiri Amazon dan salah satu orang terkaya di dunia, menjalani hidupnya berdasarkan prinsip sederhana: batasi jumlah hal yang Anda inginkan untuk dilakukan dengan cara berbeda saat Anda berusia 80 tahun. Dia menyebutnya, dengan kebiasaan yang nerdy, sebagai “kerangka minimasi penyesalan”. Prinsip ini membawanya pada keputusan besar di masa lalu, termasuk melepaskan karier yang nyaman di sebuah hedge fund pada tahun 1994 untuk memulai Amazon, platform e-commerce yang kini telah mengubah wajah perdagangan global.

Keputusan tersebut membuahkan hasil yang luar biasa, membawa Amazon menjadi raksasa teknologi dengan nilai pasar mencapai $2,3 triliun dan menjadikan Bezos sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Kerangka pemikiran ini juga menjelaskan berbagai taruhan besar yang ia ambil, termasuk peluncuran layanan berlangganan Prime dan komputasi awan AWS (Amazon Web Services), yang berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.

Selain itu, enam tahun yang lalu, Bezos juga membuat keputusan besar lainnya dalam kehidupan pribadinya. Dia meninggalkan istrinya yang pertama, setelah 25 tahun bersama, untuk menjalin hubungan dengan mantan penyaji berita, Lauren Sánchez. Keputusan ini tampaknya sejalan dengan prinsipnya untuk meminimalkan penyesalan, dan menyebabkan dia mengeluarkan biaya yang sangat besar, dengan beberapa perkiraan mencapai $50 juta, untuk menyewa Venice selama tiga hari guna merayakan pernikahan megah mereka yang dimulai pada 26 Juni. Meskipun banyak kritik yang muncul, termasuk dari mereka yang menganggap langkah ini sebagai tindakan yang tidak menunjukkan empati terhadap masyarakat, Bezos tampaknya tetap berpegang pada keyakinannya untuk tidak menyesali pilihan-pilihan dalam hidupnya.