INTISARI:
Setiap peningkatan 1 unit pada skor inflamasi diet ibu selama tengah kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko 16% untuk diabetes tipe 1 (T1D) pada keturunan selama 18 tahun pertama kehidupan mereka.

METODOLOGI:
Peneliti di Denmark melakukan studi prospektif yang melibatkan 67.701 pasangan ibu-anak yang diambil dari kohort berbasis populasi untuk menyelidiki apakah diet proinflamasi pada ibu meningkatkan risiko T1D pada keturunannya. Pengambilan data diet ibu dilakukan menggunakan kuesioner frekuensi makanan komprehensif yang terdiri dari 360 item yang diisi pada minggu ke-25 kehamilan.

Potensi inflamasi dari diet ibu dinilai menggunakan skor Empirical Dietary Inflammatory Index, di mana nilai yang lebih tinggi atau positif menunjukkan diet yang lebih proinflamasi (seperti daging merah, produk susu rendah lemak, pizza, margarin, kentang, minuman rendah energi, dan camilan asin) dan nilai yang lebih rendah atau negatif menunjukkan diet anti-inflamasi (seperti allium, tomat, biji-bijian utuh, kopi, sayuran hijau, jus buah, ikan daging gelap, teh, dan buah alami).

Anak-anak dalam penelitian ini diikuti selama rata-rata 17,58 tahun, dan diagnosis T1D dikonfirmasi melalui registri kesehatan nasional yang terhubung.

PEMBELAJARAN:
Dari 67.701 pasangan ibu-anak, 0,42% anak-anak mengalami T1D, dengan usia median saat diagnosis adalah 10,2 tahun. Setiap peningkatan 1 unit dalam skor Empirical Dietary Inflammatory Index ibu meningkatkan risiko T1D pada keturunan sebesar 16% (rasio hazard [HR], 1,16; 95% CI, 1,02-1,32); hubungan antara diet proinflamasi dan risiko T1D ini terlihat pada baik anak laki-laki maupun perempuan.

Menariknya, merokok ibu selama kehamilan dikaitkan dengan risiko lebih rendah untuk T1D pada keturunan (HR, 0,47); namun, diet yang tinggi kandungan gluten berhubungan dengan peningkatan risiko T1D (HR per kenaikan 10 g/hari dalam konsumsi gluten, 1,36).

DALAM PRAKTEK:
"Secara kolektif, temuan [studi ini] menambah bukti yang semakin berkembang bahwa diabetes tipe 1 pediatrik mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dimodifikasi selama prenatal atau awal pascanatal," tulis para penulis. "Masa tengah kehamilan dapat menjadi periode kritis di mana janin sangat rentan terhadap pengaruh gaya hidup ibu," tambah mereka.

SUMBER:
Studi ini dipimpin oleh Rohina Noorzae dari Statens Serum Institut, Kopenhagen, Denmark. Hasil penelitian ini dipublikasikan secara online pada 1 Juli 2025, di Journal of Epidemiology & Community Health.

LIMITASI:
Studi ini dipengaruhi oleh faktor pengganggu yang tidak terukur, seperti sifat inflamasi dari diet anak-anak itu sendiri, yang tidak dapat diabaikan.

UNGKAPAN:
Studi ini didukung oleh European Foundation for the Study of Diabetes/Juvenile Diabetes Research Foundation (JDRF)/Lilly Programme dan JDRF. Salah satu penulis menerima dukungan pendanaan dari Novo Nordisk Foundation. Para penulis melaporkan tidak memiliki kepentingan yang bersaing.

Artikel ini dibuat menggunakan beberapa alat editorial, termasuk AI, sebagai bagian dari proses. Editor manusia telah meninjau konten ini sebelum publikasi.