Inovasi Kacamata Canggih IXI Mengubah Cara Kita Melihat
Di tengah perbincangan mengenai teknologi dan mode, Niko Eiden, CEO dan salah satu pendiri perusahaan kacamata asal Finlandia, IXI, menjelaskan inovasi terbaru dalam dunia optik. Kacamata ini tidak terlihat jauh berbeda dari kacamata biasa, namun dibekali dengan teknologi yang dapat mengubah sifat koreksi penglihatan secara real-time, berkat penggunaan kristal cair pada lensa. Dalam sebuah panggilan Zoom, Eiden memperlihatkan kerangka kacamata yang memiliki lensa dengan teknologi canggih ini.
“Kita bisa memutar kristal ini dengan medan listrik,” kata Eiden, menekankan bahwa lensa ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Artinya, satu pasang kacamata dapat mengoreksi penglihatan seseorang yang biasanya membutuhkan kacamata terpisah untuk melihat dekat dan jauh. Dengan adanya pelacak mata yang terpasang, kacamata ini dapat menyesuaikan diri berdasarkan apa yang dibutuhkan pemakainya pada saat tertentu.
Namun, perjalanan kacamata berteknologi tinggi tidak selalu mulus. Eiden menyadari tantangan yang ada, terutama terkait penerimaan konsumen. “Sebagian besar orang tidak ingin terlihat seperti cyborg,” ujarnya, menekankan pentingnya desain produk yang harus terlihat seperti kacamata konvensional. Kacamata IXI dirancang untuk menjadi menarik dan nyaman, dengan lensa yang dapat diatur melalui listrik.
Pasar untuk teknologi kacamata diperkirakan akan terus tumbuh, mengingat kondisi presbiopia yang terkait dengan usia semakin umum seiring bertambahnya populasi lanjut usia. Selain itu, kasus rabun jauh atau miopia juga meningkat, menjadikan inovasi di bidang kacamata lebih penting dari sebelumnya. Meskipun kacamata telah tetap pada desain yang sama selama beberapa dekade, IXI berupaya untuk mendobrak batasan tersebut dengan lensa otomatis yang dapat menyesuaikan diri dengan penglihatan pengguna seiring waktu.
Eiden mengakui bahwa prototipe awal lensa yang mereka produksi tidak berkualitas baik, bahkan ia menyebutnya “kabur”. Namun, versi terbaru telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba, di mana peserta diminta untuk membaca teks lalu melihat objek jauh untuk mengukur respons kacamata terhadap transisi penglihatan. Kacamata tersebut tidak dapat menentukan apa yang sedang dilihat penggunanya, tetapi dapat mendeteksi aktivitas seperti membaca berdasarkan gerakan mata yang khas.
Direktur Produk IXI, Emilia Helin, menjelaskan pentingnya kesesuaian bingkai kacamata. Kacamata IXI dapat disesuaikan, tetapi tidak secara berlebihan, mengingat komponen elektronik yang sensitif di dalamnya. IXI berharap desain bingkai mereka dapat cocok untuk berbagai bentuk wajah.
Dengan daya tahan baterai yang dapat bertahan hingga dua hari, kacamata ini dapat diisi ulang semalaman, dan meskipun Eiden enggan mengungkapkan tanggal peluncuran pasti, ia mengatakan bahwa informasi lebih lanjut akan dirilis tahun ini. Mengenai harga, ia hanya tersenyum ketika ditanya apakah sekitar £1,000 adalah perkiraan yang tepat. Teknologi ini diharapkan dapat membantu orang-orang yang kesulitan dengan kacamata bifokal atau multifokal.
Namun, para ahli seperti Paramdeep Bilkhu dari College of Optometrists mengekspresikan keraguan terkait kinerja lensa otomatis dibandingkan dengan pilihan tradisional. Chi-Ho To, seorang peneliti optometri dari Hong Kong Polytechnic University, juga menunjukkan keprihatinan, terutama mengenai risiko jika koreksi penglihatan tidak berjalan dengan baik, terutama dalam situasi kritis seperti mengemudi atau melakukan operasi.
Pada tahun 2013, perusahaan Inggris Adlens meluncurkan kacamata yang memungkinkan pemakainya untuk mengubah kekuatan optik lensa secara manual menggunakan dial kecil. Meskipun diterima dengan baik oleh konsumen, penjualan mereka terhambat oleh kurangnya dukungan dari optik. Seiring perkembangan teknologi, banyak perusahaan, termasuk Adlens dan IXI, sedang berfokus pada pengembangan kacamata yang dapat menyesuaikan diri secara otomatis.
Prof. Joshua Silver, pendiri Adlens, yang pertama kali menciptakan lensa yang dapat disesuaikan pada tahun 1985, kini sedang mencari investasi untuk memperluas teknologi yang dapat membantu lebih banyak orang dengan masalah penglihatan. Sementara itu, Prof. To juga telah mengembangkan lensa yang dapat memperlambat kemajuan miopia pada anak-anak, menunjukkan bahwa tetap ada harapan untuk teknologi kacamata yang dapat tidak hanya mengoreksi tetapi juga membalikkan masalah penglihatan.
Dengan semua inovasi ini, ada harapan besar di masa depan untuk kacamata yang tidak hanya praktis tetapi juga dapat membantu memperbaiki penglihatan jutaan orang. “Ada bukti yang berkembang bahwa kita dapat melakukannya,” ungkap Prof. To, menyisakan harapan dan ekspektasi yang tinggi untuk kemajuan di bidang kesehatan mata.