Dari Kamar Tidur Menuju Kengerian: Kisah Nyata Pasien Psikiatris yang Terlupakan!

Siapa sangka, di dalam sebuah rumah sakit London terdapat 'Kamar Tidur' yang lebih mirip neraka bagi para pasiennya? Itulah kisah yang menyedihkan dari enam wanita muda yang terperangkap dalam sistem medis yang kelam, di bawah tangan seorang psikiater yang dikenal sebagai Dr. William Sargant.
Di dalam kamar gelap itu, hawa tak sedap dan desahan yang penuh penderitaan memenuhi udara. Jika para wanita ini bermimpi, bisa dipastikan itu adalah mimpi buruk yang tak terbayangkan. Dr. Sargant, yang dikenal dengan praktik-praktik kontroversialnya, melakukan eksperimen mengerikan kepada ratusan pasien perempuan, dan sekarang kisah mereka terungkap dalam buku terbaru Jon Stock, The Sleep Room: A Sadistic Psychiatrist and the Women Who Survived Him.
Di antara pasiennya terdapat seorang gadis berusia 14 tahun dengan anoreksia, yang kemudian menjadi aktris terkenal, namun tak pernah sepenuhnya pulih dari trauma yang ditinggalkan Sargant. Ada pula model Vogue yang dikenal sebagai 'wild child', yang tiba dari New York dengan tiket pesawat dibayar oleh Jimi Hendrix. Ketika dia meninggalkan tempat itu, dia tidak dapat membaca atau mengambil keputusan sederhana untuk dirinya sendiri.
Beberapa pasien lainnya datang dengan depresi pascapersalinan, kecemasan, atau bahkan karena hanya berkencan dengan seorang pria yang tidak disetujui orang tua mereka. Kisah-kisah mengerikan ini menggambarkan betapa jauh Sargant melanggar etika medis, percaya bahwa semua keluhan psikiatri bisa disembuhkan dengan perawatan fisik, seperti terapi tidur dalam atau lobotomi.
Kamar Tidur, yang dikenal sebagai Ward 5 di Rumah Sakit Royal Waterloo London, menjadi tempat percobaan untuk teori-teori tersebut, di mana pasien sering kali dijadikan kelinci percobaan tanpa persetujuan mereka. Sargant memberikan mereka campuran obat antipsikotik, sedatif, dan antidepresan yang kuat, terkadang selama berbulan-bulan, membuat mereka tidak sadarkan diri hingga 20 jam sehari. Mereka hanya dibangunkan untuk dibersihkan, diberi makan, dan menjalani sesi terapi kejut listrik yang menyakitkan.
Setelah perawatan ini, banyak pasien merasa kehilangan ingatan, dan sering kali tidak tahu siapa mereka atau mengapa mereka ada di situ. Beberapa dari mereka percaya bahwa Sargant mungkin juga melakukan pelecehan seksual saat mereka tidak sadarkan diri. Aktris Celia Imrie mengungkapkan bahwa Sargant masih menghantuinya dalam mimpi, menggambarkan dia sebagai sosok yang menakutkan dengan mata yang gelap dan aura yang mengerikan.
Imrie, yang dikirim ke Sargant karena gangguan makan di usia 14 tahun, memiliki sedikit kenangan akan waktu itu, tetapi terbayang jelas di benaknya ketika melihat seorang wanita di sebelah tempat tidurnya menjalani terapi kejut listrik. 'Itu adalah hal yang sangat mengerikan bagi seorang remaja untuk saksikan,' katanya.
Di lain sisi, Linda Keith, yang dijadikan pasien oleh orang tuanya untuk 'mengobati' kebiasaan liar, menyatakan bahwa dia tidak ingat bagaimana dia bisa tidur selama enam minggu. 'Semua yang saya ingat adalah kamar yang hampir gelap, suara keluhan dari pasien yang tertidur, dan banyak terapi kejut listrik yang saya jalani,' ungkapnya, seraya menambahkan bahwa dia bahkan tidak bisa lagi membaca setelahnya.
Ironisnya, Sargant bukan hanya seorang psikiater di Inggris; ia juga dikenal di Amerika Serikat dan berkolaborasi dengan dokter-dokter yang melakukan lobotomi, termasuk Walter Freeman, yang terkenal melakukan lobotomi pada Rosemary Kennedy.
Beberapa mantan pasien juga menimbulkan pertanyaan apakah perlakuan mereka didanai oleh pemerintah AS sebagai bagian dari proyek CIA yang lebih besar, seperti MKUltra, yang terkenal karena eksperimen pengendalian pikiran. Anne White, mantan pasien Sargant, menggambarkan bahwa pengalamannya di Kamar Tidur sangat mirip dengan metode yang digunakan dalam proyek tersebut.
Walaupun Dr. William Sargant telah meninggal pada tahun 1988, bayang-bayang kengerian yang ditinggalkannya masih menghantui mantan pasiennya. Linda Keith bertanya-tanya apa yang akan dia katakan jika bertemu Sargant lagi. 'Dia mengira saya akan senang melihatnya, tetapi saya menyebutnya monster,' kenangnya. 'Sampai sekarang, saya masih percaya bahwa dia adalah monster.'