Diet Putri: Tantangan Berbahaya dalam Pencarian Tubuh Ideal yang Viral di Kalangan Remaja!

Bayangkan jika diet yang kamu ikuti terinspirasi oleh karakter Disney favoritmu! Itulah kenyataan menakutkan dari yang disebut 'diet putri', yang telah menjadi viral di kalangan remaja dan wanita muda. Diet ini bukan hanya sekadar tren, melainkan bahaya kesehatan yang mengintai dengan mengedepankan stereotip kecantikan yang tidak realistis.
Dengan datangnya musim panas, banyak orang mencari cara cepat untuk menurunkan berat badan agar merasa lebih baik tentang citra tubuh mereka. Tekanan ini semakin diperkuat oleh media sosial yang mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis, yang telah memicu munculnya berbagai diet ekstrem, banyak di antaranya tanpa dasar ilmiah dan berisiko tinggi bagi kesehatan.
Diet 'putri' menawarkan pengendalian diri dan gaya hidup 'elegan', tetapi sebenarnya merupakan bentuk pembatasan kalori ekstrem yang terinspirasi oleh gambaran sosok putri Disney yang rapuh, ramping, dan patuh. Rencana diet ini menganjurkan konsumsi antara 300 hingga 600 kalori sehari, jauh di bawah 25% kebutuhan kalori orang dewasa yang sehat.
Setiap hari dalam seminggu terinspirasi oleh seorang putri, dengan menu terkait dongeng tempat dia berperan. Misalnya, pada hari putri Salju, hanya apel yang diperbolehkan! Beberapa aturan dari diet ini termasuk hanya mengonsumsi buah atau sayuran mentah dalam jumlah sangat kecil, minum teh, air, atau kopi untuk menekan nafsu makan, melewatkan makanan sebagai 'hukuman' jika merasa sudah makan berlebihan, mencatat berat badan secara obsesif, berolahraga intens di perut kosong, serta menolak makanan yang dianggap 'tidak murni' atau 'tidak layak' untuk seorang putri.
José Luis Esteller, seorang ahli gizi di rumah sakit Vithas Almería, memperingatkan, "Kita berbicara tentang pola yang tidak hanya tidak berkelanjutan, tetapi juga bisa memicu gangguan makan. Diet ini adalah cara berbahaya untuk meromantisasi dan menyamarkan masalah perilaku makan." Banyak remaja yang melihatnya seperti tantangan, tanpa menyadari bahwa mereka sedang melangkah ke area yang sangat berbahaya, baik secara fisik maupun psikologis.
Konsekuensi kesehatan serius dapat terjadi, bahkan dalam waktu singkat, seperti kekurangan gizi, kehilangan massa otot, perubahan hormonal, kerontokan rambut, kelelahan kronis, masalah pencernaan, dan risiko pingsan. Kerusakan psikologis juga tak kalah penting: obsesi terhadap citra tubuh, kecemasan, depresi, serta kemungkinan berkembangnya gangguan seperti anoreksia atau bulimia.
Esteller juga menjelaskan, "Budaya tubuh kurus ekstrem masih sangat terlihat di media sosial, tetapi kini tertutup dalam diskursus perawatan diri, gaya hidup, atau bahkan feminitas. Kita perlu sangat berhati-hati dengan konten yang ditujukan untuk remaja, karena mereka berada pada tahap rentan di mana harga diri mereka sangat tergantung pada penerimaan eksternal." Diet semacam ini mendorong rasa bersalah, perbandingan, dan ketidakpuasan yang konstan terhadap tubuh sendiri.
Sebagai rekomendasi untuk pola makan sehat di musim panas, ahli gizi ini menekankan pentingnya menghindari diet yang terlalu ketat atau tidak seimbang; mengutamakan makanan segar dan musiman seperti buah, salad, dan ikan; menjaga waktu makan yang teratur dan menghindari melewatkan makanan; mendengarkan sinyal lapar dan kenyang dari tubuh, serta berkonsultasi dengan ahli gizi jika ingin menurunkan berat badan dengan cara yang sehat.
Vithas Almería memiliki layanan gizi dan dietetik khusus yang mendukung pasien dalam mempelajari kebiasaan sehat yang berkelanjutan. Selain itu, para profesional di rumah sakit ini siap mendeteksi dan merujuk kasus gangguan makan, karena diagnosis dini sangat penting untuk pemulihan yang efektif. "Kami di Vithas Almería menekankan perlunya mempromosikan pendidikan gizi sejak usia dini dan membongkar mitos tentang kurus sebagai simbol kesehatan. Tubuh ideal tidak ada, apalagi jika dicapai dengan mengorbankan kesehatan. Merawat diri bukan berarti tidak makan, melainkan belajar makan dengan kesadaran, keseimbangan, dan menghormati tubuh sendiri," kata Esteller.
Vithas merupakan grup yang terdiri dari 21 rumah sakit dan 39 pusat medis dan kesehatan di 14 provinsi. Dengan 12.600 profesional, Vithas telah menjadi salah satu pemimpin dalam perawatan kesehatan swasta di Spanyol, juga mencakup Fundación Vithas, Vithas Red Diagnóstica, dan pusat PlazaSalud. Strategi korporat Vithas didasarkan pada kualitas perawatan kesehatan yang terakreditasi, pengalaman pasien, penelitian, dan inovasi, serta komitmen sosial dan lingkungan.