Intel baru saja mengalami guncangan besar yang dapat mengubah arah perusahaan! Saham raksasa chip ini merosot tajam menjelang pembukaan pasar hari Kamis setelah pernyataan mengejutkan dari mantan Presiden Donald Trump. Dalam sebuah unggahan di media sosial, Trump secara tegas menyatakan bahwa CEO Intel, Lip-Bu Tan, 'sangat terlibat dalam konflik' dan perlu segera mundur. Apakah ini pertanda buruk bagi masa depan Intel?

Pernyataan Trump bukanlah tanpa alasan. Ia mengeluarkan kritik tersebut setelah Senator AS Tom Cotton mengirimkan surat kepada Ketua Intel, Frank Yeary, yang menyuarakan keprihatinannya tentang hubungan dan investasi Tan dengan perusahaan-perusahaan semikonduktor yang diduga memiliki hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok dan Angkatan Bersenjata Pembebasan Rakyat. Cotton secara khusus menyoroti kepemimpinan Tan di Cadence Design Systems, sebuah perusahaan teknologi yang pada bulan Juli lalu mengakui telah menjual produknya kepada Universitas Teknologi Pertahanan Nasional Tiongkok, melanggar kontrol ekspor AS.

Dalam suratnya, Cotton memperingatkan, 'Pada Maret 2025, Intel mengangkat Lip-Bu Tan sebagai CEO baru. Mr. Tan dilaporkan mengendalikan puluhan perusahaan Tiongkok dan memiliki saham di ratusan perusahaan semikonduktor dan manufaktur canggih di sana. Setidaknya ada delapan dari perusahaan-perusahaan ini yang memiliki ikatan dengan Angkatan Bersenjata Pembebasan Rakyat Tiongkok.' Kabar ini jelas menjadi sinyal merah bagi investor dan analis pasar yang khawatir akan masa depan Intel, terutama di tengah ketegangan geopolitik antara AS dan Tiongkok.

Sebagai dampak dari pernyataan ini, saham Intel merosot lebih dari 4 persen dalam perdagangan pra-pasar. Apakah ini hanya awal dari masalah yang lebih besar bagi Intel, atau akan ada solusi yang lebih baik di depan? Hanya waktu yang akan menjawabnya.