Kematian Tragis di Italia: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Wabah Botulisme Ini?

Bayangkan mengunyah sandwich brokoli dan sosis dari truk makanan, hanya untuk mendapati bahwa itu bisa berujung pada tragedi mematikan. Dalam sebuah insiden yang mengerikan, Luigi Di Sarno, seorang seniman dan musisi berusia 52 tahun, kehilangan nyawanya akibat wabah botulisme di Italia selatan setelah mengonsumsi sandwich tersebut di Diamante, Cosenza. Tak hanya dia, sembilan orang lainnya, termasuk dua remaja dan beberapa anggota keluarga, juga dilarikan ke rumah sakit dengan dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Pihak berwenang melacak sumber kontaminasi dan menemukan bahwa brokoli yang diawetkan dalam minyak yang digunakan dalam sandwich tersebut adalah biang keladinya. Akibatnya, semua jar yang berisi brokoli ini kini telah ditarik dari peredaran di seluruh negara, dan truk makanan yang bersangkutan telah disita sebagai bagian dari investigasi yang berlangsung.
Dengan banyak rumah sakit di Italia yang tidak memiliki stok antitoksin botulisme, Kementerian Kesehatan Italia segera mengerahkan serum dari Pusat Pengendalian Racun di Pavia. Pesawat militer digunakan untuk mengantarkan antitoksin ini dengan cepat ke berbagai rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Annunziata, tempat para korban dirawat.
PENGERTIAN BOTULISME
Botulisme adalah penyakit yang jarang namun mematikan, disebabkan oleh neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium botulinum. Toksin ini menyerang sistem saraf, menyebabkan gejala seperti penglihatan kabur, mulut kering, kesulitan menelan atau berbicara, kelumpuhan otot yang menurun, dan bahkan kegagalan pernapasan.
Tanpa intervensi medis yang cepat, kondisi ini bisa berakibat fatal, dengan angka kematian sekitar 5% hingga 10% dari semua kasus. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, "Clostridium botulinum adalah bakteri yang menghasilkan toksin berbahaya (toksin botulinum) dalam kondisi rendah oksigen."
BAGAIAMANA BOTULISME MENYEBAR?
Penyakit ini umumnya muncul akibat mengonsumsi makanan yang diawetkan atau kaleng dengan cara yang tidak benar. Lingkungan yang rendah asam—seperti sayuran yang disimpan dalam minyak atau air—sangat rentan terhadap pertumbuhan spora C. botulinum yang menghasilkan toksin. Sandwich brokoli dalam wabah ini kemungkinan terkontaminasi melalui kesalahan pengawetan semacam ini.
MENGAPA HAL INI SANGAT BERBAHAYA?
Gejala botulisme dapat meningkat dengan cepat dan seringkali tidak spesifik pada awalnya, menyebabkan diagnosis yang terlambat. Efek paralisis dari toksin ini dapat mengganggu pernapasan, memerlukan akses mendesak ke ventilasi mekanis dan antitoksin. Ketidaktersediaan antidot di rumah sakit juga dapat meningkatkan risiko.
RISIKO DALAM MAKANAN 'SEHAT'
Persepsi vs. kenyataan: Makanan seperti brokoli, yang sering dianggap bergizi, dapat menimbulkan risiko serius jika tidak diproses dengan benar. Pengawetan dalam minyak, meskipun umum dalam persiapan rumahan atau artisanal, dapat tanpa sengaja menciptakan tempat berkembang biak untuk C. botulinum.
Penyimpanan makanan yang benar, terutama dalam kondisi rendah asam atau anaerobik, sangat penting. Bahkan persiapan dalam skala kecil atau yang terlihat aman pun harus mematuhi standar kebersihan dan pengawetan yang ketat.
Di India, botulisme sering kali dikaitkan dengan bayi, di mana madu diberikan kepada balita yang berusia kurang dari 12 bulan, sebagai bagian dari tradisi di beberapa budaya. Madu juga mengandung spora yang dapat menyebabkan botulisme, yang menyebabkan peradangan, dan dapat menyerang saraf tubuh.