Pada hari Jumat yang lalu, peringkat kredit Amerika Serikat mengalami penurunan yang berpotensi merugikan, ketika lembaga pemeringkatan Moody’s mengumumkan bahwa tingginya tingkat utang pemerintah dapat meningkat lebih jauh jika Partai Republik melaksanakan paket pemotongan pajak baru. Penurunan ini mengindikasikan adanya kebangkitan kekhawatiran mengenai kondisi keuangan negara, yang dipicu oleh kebijakan fiskal yang dianggap tidak bertanggung jawab.

Peringkat yang diturunkan satu notch di bawah peringkat terbaik triple-A ini telah menimbulkan reaksi negatif di Washington. Hanya beberapa jam sebelum pengumuman tersebut, Presiden Donald Trump telah mendorong partainya untuk mengadopsi paket legislasi yang berpotensi menambah triliunan dolar pada ketidakseimbangan fiskal negara. Pengumuman ini jelas menunjukkan ketegangan antara kebijakan fiskal yang agresif dan realitas ekonomi yang lebih rumit.

Dengan penurunan peringkat ini, Moody’s kini mengikuti jejak dua lembaga pemeringkatan utama lainnya. Fitch telah menurunkan peringkat Amerika Serikat pada tahun 2023, menyoroti masalah fiskal yang membayangi. Sementara itu, Standard & Poor’s melakukan hal serupa pada tahun 2011. Ketiga lembaga ini kini tidak lagi memberikan peringkat terbaik pada negara adikuasa tersebut, yang merupakan sinyal kuat bagi pasar global.

Penurunan peringkat kredit ini berpotensi menyebabkan efek berantai di seluruh ekonomi. Ketika investor mulai meminta imbal hasil yang lebih tinggi pada obligasi pemerintah, biaya pinjaman bagi konsumen juga dapat meningkat. Ini bisa menjadi babak baru yang sulit bagi individu dan bisnis yang sudah tertekan dengan biaya hidup yang terus meningkat. Namun, perlu dicatat bahwa penurunan peringkat sebelumnya telah terbukti lebih bersifat simbolis, karena utang pemerintah Amerika tetap menjadi fondasi dari sistem keuangan global.

Ke depan, tantangan yang dihadapi oleh pemerintahan Trump adalah bagaimana mengelola utang negara sambil mencoba untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertanyaan tentang kelayakan paket pajak yang diusulkan, serta dampak jangka panjangnya terhadap perekonomian, akan terus menjadi perdebatan hangat di kalangan ekonom dan pembuat kebijakan.