IMF Menetapkan 11 Syarat Baru untuk Pakistan

International Monetary Fund (IMF) telah memperluas persyaratan program bailout-nya untuk Pakistan dengan menambahkan 11 syarat baru, sehingga total menjadi 50 tolok ukur struktural dan syarat. Dalam berita yang dilaporkan oleh Express Tribune, beberapa syarat kunci meliputi persetujuan anggaran sebesar Rs 17,6 triliun oleh parlemen, penerapan biaya bunga utang yang lebih tinggi pada tagihan listrik, dan penghapusan pembatasan pada impor mobil bekas yang berusia lebih dari tiga tahun.
Salah satu syarat penting adalah bahwa Pakistan harus menyusun dan meloloskan anggaran baru untuk tahun fiskal 2025-26 yang sesuai dengan target program IMF pada bulan Juni 2025. Ini menunjukkan urgensi dalam pengelolaan keuangan negara untuk memenuhi standar internasional.
Di tingkat provinsi, reformasi Pajak Penghasilan Pertanian juga harus dilakukan. Semua empat provinsi di Pakistan dituntut untuk menerapkan undang-undang baru sebelum bulan Juni yang mencakup identifikasi dan pendaftaran wajib pajak, rencana peningkatan kepatuhan, kampanye komunikasi, dan platform pengolahan pengembalian operasional.
Selain itu, pemerintah diharuskan untuk menerbitkan strategi reformasi tata kelola berdasarkan Penilaian Diagnostik Tata Kelola IMF. Ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan yang sedang berjalan.
Syarat lainnya mencakup rencana strategi sektor keuangan pasca-2027 yang harus disiapkan dan diterbitkan, yang merinci tujuan institusi dan regulasi untuk sektor keuangan di masa mendatang. Pemberitahuan penyesuaian tarif listrik yang dilakukan secara tahunan juga harus diterbitkan pada bulan Juli untuk mempertahankan tarif pada tingkat pemulihan biaya.
Selanjutnya, pemberitahuan penyesuaian tarif gas setengah tahunan harus disampaikan pada bulan Februari 2026, untuk memastikan pemulihan biaya dalam penetapan harga gas.
Legislasi untuk peraturan pajak daya captive juga harus dibuat permanen oleh parlemen sebelum akhir bulan Mei, dengan tujuan memindahkan penggunaan energi industri ke jaringan nasional.
Legislasi juga harus diadopsi untuk menghilangkan batasan pada biaya layanan utang sebesar Rs 3,21 per unit sebelum bulan Juni. Rencana penghapusan insentif untuk zona teknologi khusus juga harus disiapkan sebelum akhir tahun 2024, dengan rencana untuk menghilangkan semua insentif fiskal bagi zona industri hingga tahun 2035.
Lebih lanjut, pemerintah Pakistan juga diharuskan untuk mengajukan legislasi kepada parlemen sebelum akhir bulan Juli untuk mengangkat pembatasan kuantitatif pada impor mobil bekas (awal hingga lima tahun). Dari anggaran sebesar Rs 17,6 triliun, setidaknya Rs 1,07 triliun harus dialokasikan untuk pengeluaran pembangunan.
Penting untuk dicatat bahwa IMF juga mengungkapkan kekhawatiran tentang dampak potensial dari meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan terhadap keberhasilan program ini. Dalam laporan tingkat staf IMF yang dirilis pada hari Sabtu, peringatan dinyatakan, "Ketegangan yang meningkat antara India dan Pakistan, jika berlanjut atau memburuk lebih lanjut, dapat meningkatkan risiko terhadap tujuan fiskal, eksternal, dan reformasi dari program ini." Ketegangan ini menjadi perhatian utama tidak hanya untuk Pakistan tetapi juga untuk stabilitas regional.