Pada tanggal 19 Mei 2025, sebuah penemuan menarik dilaporkan oleh tim peneliti internasional yang terdiri dari para ahli dari Universitas Oxford, Universitas Durham, dan Universitas Toronto. Mereka berhasil menemukan deposit besar hidrogen alami, yang dikenal sebagai 'hidrogen putih', terpendam di bawah kerak benua Bumi, jauh di dalam lapisan yang tidak terlihat oleh mata kita.

Penemuan 'hidrogen putih' ini dianggap sebagai langkah awal untuk mencapai kebebasan energi yang bebas dari biaya lingkungan yang ditimbulkan oleh bahan bakar fosil. Dalam sebuah terobosan yang dapat mengubah lanskap energi global, ilmuwan menemukan cadangan hidrogen alami yang sangat besar, terkubur dalam kerak Bumi, yang berpotensi dapat memberikan tenaga bagi dunia selama 170.000 tahun ke depan tanpa memproduksi satu molekul karbon dioksida pun.

Menurut para peneliti, penemuan ini bisa menjadi titik balik dalam pencarian energi bersih. Berbeda dengan hidrogen konvensional yang biasanya dihasilkan dari batubara atau gas alam melalui proses yang memerlukan banyak energi dan menghasilkan gas rumah kaca, 'hidrogen putih' terbentuk secara alami dan dapat diekstrak tanpa melepaskan polutan. Ketika dibakar, hidrogen hanya memproduksi air sebagai produk sampingan, menjadikannya senjata ampuh dalam memerangi perubahan iklim.

“Bentuk hidrogen ini mewakili salah satu sumber energi terbersih yang dikenal oleh ilmu pengetahuan,” ujar para peneliti, menekankan bahwa penemuan ini dapat membuka era baru kebebasan energi yang bebas dari dampak lingkungan bahan bakar fosil.

Menariknya, gas ini tidak terkumpul dalam danau bawah tanah yang besar seperti minyak atau gas alam. Sebaliknya, ia terbentuk perlahan selama ribuan tahun melalui reaksi kimia antara jenis batuan tertentu dan air. Para ilmuwan telah memetakan kebocoran hidrogen di daerah geologi kuno Kanada yang dikenal sebagai Canadian Shield, sebuah formasi dari beberapa batuan tertua di Bumi. Kebocoran ini, di mana hidrogen secara halus mengalir dari lapisan bawah tanah, memberikan petunjuk menarik bahwa cadangan semacam ini mungkin jauh lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Ada optimisme yang berkembang bahwa proses geologi serupa mungkin terjadi secara global, dari Afrika hingga Australia, secara diam-diam menghasilkan sumber bahan bakar bersih ini di bawah kaki kita.

Namun, mengakses harta karun yang terkubur ini tidak semudah mengambil minyak dari sumur. Metode ekstraksi bahan bakar fosil tradisional tidak memadai. Langkah selanjutnya melibatkan pengembangan teknologi baru yang mampu memetakan, melacak, dan secara lembut mengambil hidrogen dari kantong bawah tanah, mirip dengan ekstraksi helium.

Untuk tujuan ini, para ilmuwan kini sedang mengembangkan instrumen presisi dan model geofisika untuk mengidentifikasi di mana hidrogen terbentuk, bagaimana ia mengalir melalui lapisan batuan, dan yang terpenting, di mana ia terkumpul dalam jumlah yang dapat diekstrak.

Dalam sebuah twist yang mengejutkan, para peneliti juga menemukan lawan kecil namun tangguh; bakteri pengonsumsi hidrogen. Mikroba bawah tanah ini memakan gas tersebut, berpotensi menghabiskan cadangan sebelum dapat dimanfaatkan. Menemukan kantong hidrogen di mana bakteri semacam ini tidak ada atau minimal kini menjadi bagian kritis dari teka-teki.

Dalam langkah yang menandakan transisi dari penemuan laboratorium ke aplikasi dunia nyata, tim penelitian telah meluncurkan sebuah perusahaan, Snowfox Discovery Ltd, yang bertugas untuk mengkomersialkan sumber energi ini. Dengan menggunakan pemetaan satelit dan survei geologi, perusahaan tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi yang menjanjikan kaya hidrogen untuk ekstraksi di masa depan.

Ketika negara-negara berusaha untuk memenuhi target emisi nol bersih dan mengurangi ketergantungan pada pasar bahan bakar fosil yang fluktuatif, implikasi dari hidrogen alami ini bisa sangat mendalam. Dengan permintaan hidrogen global diproyeksikan meningkat enam kali lipat pada tahun 2050, kekayaan bawah tanah ini dapat menawarkan tidak hanya solusi energi bersih, tetapi juga solusi yang berkelanjutan.