China telah meningkatkan konflik perdagangan dengan Amerika Serikat dengan menargetkan sebuah kerentanan kritis: logam tanah jarang. Elemen-elemen ini sangat penting dalam pembuatan teknologi canggih dan peralatan militer, menempatkannya di jantung ketegangan yang semakin intens antara dua kekuatan ekonomi ini. Pada 10 April 2025, China memberlakukan tarif sebesar 34% pada semua barang Amerika yang diimpor ke wilayahnya, sebagai respons langsung terhadap tarif yang diberlakukan oleh pemerintah AS pada hari sebelumnya. Langkah ini menunjukkan kesiapan Beijing untuk memanfaatkan posisinya yang dominan dalam sumber daya logam tanah jarang sebagai alat tekanan geopolitik.

Logam Tanah Jarang: Titik Leverage Strategis

Logam tanah jarang mencakup 17 elemen kimia yang sangat penting untuk produksi smartphone, kendaraan listrik, turbin angin, panel surya, satelit, misil, dan semikonduktor. China memproduksi sekitar 90% pasokan dunia, mengendalikan baik ekstraksi maupun pemrosesan industri, yang memberinya pengaruh signifikan atas pasar global. Meskipun tidak memiliki semua cadangan di seluruh dunia, hampir monopoli China memberi mereka kekuasaan yang besar, terutama atas negara-negara yang sangat bergantung pada bahan-bahan ini untuk sektor teknologi dan pertahanan mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah berulang kali menggunakan kontrol ekspor logam tanah jarang untuk memberikan tekanan pada Amerika Serikat dan sekutunya. Pada 4 April 2025, China mengumumkan langkah-langkah balasan terhadap tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump, termasuk pembatasan ekspor terhadap tujuh elemen tanah jarang yang krusial bagi industri pertahanan, energi, dan otomotif AS. Elemen-elemen ini termasuk samarium, gadolinium, terbium, dysprosium, lutetium, scandium, dan yttrium.

Pelepasan Sebagian Pembatasan Ekspor di Tengah Kontrol yang Berlangsung

Setelah perundingan perdagangan di Jenewa, China mencabut kontrol ekspor pada 28 perusahaan Amerika selama 90 hari, sementara menangguhkan beberapa langkah balasan non-tarif, lapor CNBC. Perkembangan ini mengikuti pertemuan bilateral antara Sekretaris Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng pada 11 Mei 2025. Pelonggaran ini menghapus beberapa pembatasan ekspor untuk penggunaan ganda dan mengeluarkan 17 perusahaan dari daftar 'entitas yang tidak dapat diandalkan' China, memungkinkan mereka untuk melanjutkan impor, ekspor, dan investasi di negara tersebut.

Namun, China terus memblokir ekspor tujuh elemen tanah jarang yang kritis ke AS. Kementerian Perdagangan China tidak memberikan rincian tentang hal ini selama konferensi pers baru-baru ini, mempertahankan sikap tegas terhadap material strategis tersebut. Kementerian tersebut menekankan perlunya “kontrol komprehensif terhadap mineral strategis” untuk keamanan nasional, menegaskan pentingnya logam tanah jarang sebagai alat geopolitik.