Siapa yang menyangka bahwa Donald Trump, mantan Presiden AS, dapat mengubah arus sejarah? Dalam langkah yang mungkin mengejutkan banyak orang, Trump baru saja mengumumkan bahwa Armenia dan Azerbaijan, dua negara yang telah terlibat dalam konflik selama beberapa dekade, akan menandatangani kesepakatan damai bersejarah di Gedung Putih. Ini bukan hanya berita biasa; ini adalah momen yang bisa mengubah wajah geopolitik kawasan Kaukasus Selatan!

Pada hari Kamis, Trump menyatakan kehadiran Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, dan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, di Gedung Putih untuk meresmikan kesepakatan tersebut. Dia menekankan bahwa kedua pemimpin ini telah berani mengambil langkah yang tepat demi kebaikan rakyat mereka. “Saya bangga dengan para pemimpin yang berani ini. Ini akan menjadi hari bersejarah bagi Armenia, Azerbaijan, Amerika Serikat, dan dunia,” ujarnya dengan penuh semangat.

Kesehatan dan kemakmuran wilayah tersebut sudah lama terancam akibat pertikaian yang berkepanjangan. Selama hampir 40 tahun, konflik di wilayah Karabakh telah mengakibatkan kehilangan ribuan nyawa dan perpindahan satu juta orang. Namun, kini, harapan untuk perdamaian seperti menyala kembali. Menurut sumber anonim dari pemerintahan AS, kesepakatan ini akan menciptakan koridor transit yang signifikan yang akan menghubungkan Azerbaijan dengan wilayah Nakhchivan yang terpisah oleh 32 kilometer wilayah Armenia.

Koridor ini tidak hanya akan menjadi jalur transit bagi barang, tetapi juga akan mencakup jalur kereta api, pipa minyak dan gas, serta kabel serat optik. Menariknya, proyek ini akan dibiayai oleh perusahaan swasta, bukan pemerintah AS. Kesepakatan ini dihasilkan dari kunjungan utusan khusus Trump, Steve Witkoff, ke Baku awal tahun ini, yang menjadi titik awal negosiasi yang panjang.

Namun, mari kita ingat bahwa sejarah konflik ini tidaklah singkat. Wilayah Karabakh, yang sebagian besar dihuni oleh orang Armenia, telah menjadi sumber ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan sejak zaman Soviet. Ketegangan ini semakin meningkat setelah pecahnya Uni Soviet, mengarah pada perang yang mengakibatkan lebih dari 30.000 kematian dan satu juta orang yang terlantar.

Dengan kesepakatan damai yang ditandatangani ini, semua mata kini tertuju pada bagaimana kedua negara ini akan melangkah ke depan setelah banyaknya pertempuran dan tragedi. Akankah ini menjadi awal dari era baru? Atau akankah ketegangan kembali muncul di permukaan? Yang jelas, momen ini akan menjadi titik balik yang penting.