Tánaiste Simon Harris, yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Irlandia, telah mengungkapkan keprihatinan yang mendalam mengenai rencana Israel untuk menguasai seluruh wilayah Gaza untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Ia menggambarkan langkah tersebut sebagai "mengkhawatirkan" dan mencemaskan.

Pada hari Senin, dua pejabat Israel mengonfirmasi bahwa pemerintah Israel telah menyetujui rencana untuk mengambil alih Jalur Gaza, yang jika dilaksanakan, tidak hanya akan memperluas operasi militer Israel di wilayah tersebut, tetapi juga kemungkinan besar akan memicu protes internasional yang kuat.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan bahwa kali ini, pasukan mereka tidak akan melakukan serangan yang diikuti dengan meninggalkan wilayah tersebut, melainkan akan mengambil pendekatan yang "berlawanan". Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan dengan bantuan penerjemah, ia memperingatkan bahwa penduduk Gaza harus berpindah untuk "perlindungan mereka sendiri".

Harris, dalam pernyataannya, menyatakan, "Apa yang terjadi pada orang-orang Gaza adalah tindakan yang sangat buruk dan tidak dapat diterima. Laporan mengenai rencana perpanjangan operasi militer oleh pasukan Israel di Gaza sangat mengkhawatirkan. Langkah semacam itu akan menyebabkan lebih banyak kematian, korban jiwa, dan penderitaan yang tak terkatakan bagi populasi Palestina yang sudah berada dalam situasi kemanusiaan yang sangat buruk.

Ia juga menegaskan, "Saya sangat mendesak pihak berwenang Israel untuk berbuat lebih bijaksana. Apa yang terjadi pada masyarakat Gaza adalah tindakan yang sangat buruk dan tidak dapat diterima. Ini adalah sebuah bencana kemanusiaan. Kita perlu melihat gencatan senjata segera atas permusuhan, pembebasan sandera yang tersisa, dan pemulihan bantuan kemanusiaan secara besar-besaran di Gaza."