Pengusaha Berdarah India Ditikam Hingga Meninggal Oleh Sesama Warga India ‘Tanpa Provokasi’ di Bus Texas
Seorang pengusaha berdarah India berusia 30 tahun, Akshay Gupta, telah ditikam hingga tewas oleh seorang pria lain yang juga berasal dari India di dalam bus umum di daerah Austin, Texas, Amerika Serikat. Menurut pernyataan dari pihak kepolisian, insiden tragis ini terjadi ketika Gupta sedang duduk di bagian belakang bus, dan penyerang yang diidentifikasi sebagai Deepak Kandel, menikamnya 'tanpa provokasi'.
Menurut laporan, kejadian tersebut berlangsung pada 14 Mei 2025. Ketika polisi menerima laporan tentang insiden penikaman di bus, yang pada saat itu ada sekitar 12 penumpang, petugas segera bergegas ke lokasi. Mereka menemukan tubuh Gupta tergeletak di genangan darah dengan luka parah.
Pihak kepolisian menjelaskan bahwa Kandel duduk di sebelah Gupta di dalam bus ketika ia melakukan penikaman tersebut. Setelah bus dihentikan, Kandel dengan tenang meninggalkan bus bersama penumpang lainnya dan melarikan diri dengan berjalan kaki. Meskipun petugas medis berusaha untuk menyelamatkan hidupnya, Gupta dinyatakan meninggal dunia pada pukul 19.30 waktu setempat.
Setelah kejadian, Kandel berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian dan mengakui telah menikam Gupta karena dianggap mirip dengan pamannya. Menurut dokumen penangkapan, Kandel ditemukan kurang dari satu mil dari tempat bus dihentikan. Ia kemudian ditahan di Penjara Travis County setelah dikenakan tuduhan pembunuhan derajat pertama.
Penting untuk dicatat bahwa Kandel memiliki riwayat penangkapan sebelumnya dan telah dibebaskan beberapa kali dengan tuduhan pelanggaran ringan. Di sisi lain, Akshay Gupta diketahui sebagai pengusaha di bidang teknologi kesehatan yang merupakan salah satu pendiri FootBit di Austin, sebuah startup yang bertujuan untuk membantu warga senior meningkatkan mobilitas dan keseimbangan mereka. Pada tahun 2024, ia juga ikut mendirikan perusahaan lain, ASG Research LLC.
Profil LinkedIn Gupta menunjukkan bahwa ia memperoleh gelar master dari Penn State University dan memiliki kesempatan untuk bertemu CEO Microsoft, Satya Nadella, atas karyanya yang inovatif.
