Serangan Bom Bunuh Diri Terhadap Bus Sekolah di Balochistan Pakistan Mengakibatkan Enam Kematian

ISLAMABAD: Sebuah tragedi mengerikan terjadi di distrik Khuzdar, provinsi Balochistan, Pakistan, pada hari Rabu pagi, ketika sebuah bom mobil bunuh diri menghancurkan bus sekolah yang sedang mengangkut anak-anak. Setidaknya enam orang, termasuk empat anak, kehilangan nyawa mereka dalam insiden tersebut, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Ledakan terjadi sekitar pukul 7.40 waktu setempat. Bus tersebut mengangkut hampir 40 siswa yang menuju ke Sekolah Umum Angkatan Darat ketika sebuah kendaraan yang bermuatan bahan peledak menghantamnya, meninggalkan jejak kehancuran yang mengerikan. Dari data awal yang diperoleh, empat anak, seorang asisten supir bus, dan satu orang dewasa lainnya tewas seketika di lokasi, sementara total 38 orang lainnya mendapatkan perawatan medis akibat luka yang diderita.
Para korban yang terluka segera dibawa ke Rumah Sakit Militer Gabungan di Khuzdar, dengan kasus-kasus yang paling parah dirujuk ke kota Quetta dan Karachi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Kejadian ini sekali lagi menunjukkan betapa rentannya situasi keamanan di Balochistan, yang kerap kali menjadi lokasi dari serangan-serangan brutal.
Dalam pernyataannya, juru bicara militer Pakistan, Inter-Services Public Relations (ISPR), dengan cepat mengaitkan serangan tersebut kepada "proksi India", mengklaim bahwa ini adalah upaya putus asa untuk "menyebarkan teror dan ketidakstabilan" setelah klaim keberhasilan Pakistan di medan perang. Tuduhan ini muncul hanya beberapa hari setelah terjadinya gencatan senjata yang rentan antara kedua negara setelah empat hari bentrokan militer pada awal bulan ini.
Menanggapi insiden yang sangat mengejutkan ini, Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, mengecam serangan tersebut sebagai "kebiadaban murni", dan berjanji bahwa para pelaku, yang ia sebut sebagai "binatang yang membidik anak-anak tidak bersalah", akan dihadapkan pada keadilan. Meskipun tidak ada kelompok yang mengklaim tanggung jawab atas serangan tersebut, kecurigaan jatuh kepada Tentara Pembebasan Balochistan, yang dikenal karena serangan-serangan separatisnya di wilayah tersebut.