Elias Rodriguez, seorang pria berusia 30 tahun yang dituduh melakukan penembakan terhadap pasangan diplomat Israel di Museum Yahudi Capital, diduga telah menulis sebuah manifesto yang menjelaskan niatnya. Dalam manifesto sepanjang 900 kata tersebut, Rodriguez memaparkan alasan di balik tindakannya, menyatakan bahwa pembunuhan pasangan diplomat itu adalah hal yang paling rasional dilakukan.

Pasangan yang menjadi korban, Yaron Lischinsky dan Sarah Milgrim, sedang dalam perjalanan pulang setelah menghadiri acara di Museum Yahudi Capital ketika penyerang mendekati sekelompok empat orang dan mulai menembak. Insiden ini telah diidentifikasi sebagai salah satu tindakan anti-Semit yang besar di Washington, DC. Saat ditangkap oleh polisi, Rodriguez meneriakkan, 'Bebaskan, bebaskan Palestina', menunjukkan motivasi ideologis di balik serangannya.

Manifesto yang ditulisnya, yang dipublikasikan secara online pada tanggal 20 Mei, menjelaskan bagaimana opini publik telah berubah terhadap apa yang disebutnya sebagai 'negara genosida'. Dalam dokumen tersebut, ia mengacu pada mantan tentara Aaron Bushell yang membakar diri di depan kedutaan besar Israel sebagai bentuk protes. Rodriguez merujuk jumlah kematian warga Palestina berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas, dan menyatakan bahwa angka tersebut mungkin lebih tinggi dari yang dilaporkan.

“Kita yang membiarkan ini terjadi tidak akan pernah layak mendapat pengampunan dari rakyat Palestina. Mereka telah membiarkan kita tahu sebanyak itu,” demikian bunyi salah satu pernyataan dalam suratnya. “Kekejaman telah lama terbukti menjadi sesuatu yang mengejutkan biasa, prosaik, dan manusiawi. Seorang pelaku bisa jadi seorang orang tua yang penyayang, anak yang baik, atau teman yang dermawan dan penuh kasih… namun tetap bisa menjadi monster,” lanjutnya.

Rodriguez juga berpendapat bahwa tindakannya 'akan secara moral dibenarkan jika dilakukan 11 tahun yang lalu... sekitar waktu ketika saya secara pribadi mulai menyadari perilaku brutal kita di Palestina,' yang kemungkinan merujuk pada pembunuhan yang ia rencanakan. Ia menyatakan, 'Namun saya pikir bagi sebagian besar orang Amerika, tindakan semacam itu akan tampak tidak dapat dimengerti, akan terasa gila.' Ia merasa bersyukur bahwa saat ini setidaknya banyak orang Amerika yang akan menganggap tindakannya 'sangat dapat dimengerti' dan dalam cara yang aneh, 'satu-satunya hal yang rasional untuk dilakukan.'