Rudal Houthi Mendarat Dekat Bandara Utama Israel

Pada pagi hari Minggu, sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman mendarat di dekat terminal utama Bandar Udara Ben Gurion, Israel. Menurut laporan dari otoritas Israel, insiden ini menandai satu lagi eskalasi ketegangan di kawasan yang sudah rawan konflik ini.
Rekaman yang belum diverifikasi, yang dibagikan di media sosial, menunjukkan bahwa para pengemudi di jalan dekat lokasi dampak segera menghentikan kendaraan mereka dan mencari tempat perlindungan saat proyektil tersebut mendarat, mengakibatkan semburan asap hitam yang mengepul di sekitar bandara tersebut. Bandara Ben Gurion, yang terletak di pinggiran kota Tel Aviv, merupakan pintu gerbang utama bagi masuknya turis dan barang ke Israel.
Menurut laporan dari media Israel, empat orang mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut, sementara dua orang lainnya terluka saat mereka berusaha menuju tempat perlindungan. Layanan darurat setempat menanggapi dengan cepat, mengirimkan tim medis ke lokasi untuk memberikan bantuan kepada para korban.
Menanggapi insiden ini, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan pernyataan yang tegas. Dia mengatakan, “Siapa pun yang menyerang kami, akan kami serang tujuh kali lebih keras.” Pernyataan ini menyoroti sikap defensif dan responsif Israel terhadap ancaman yang datang dari kelompok Houthi di Yaman, yang telah terlibat dalam konflik berkepanjangan dan sering terlibat dalam serangan terhadap target di negara-negara tetangga.
Insiden ini menggarisbawahi meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah, terutama antara Israel dan kelompok-kelompok bersenjata yang beroperasi di Yaman. Sebagaimana diketahui, konflik di Yaman telah berlangsung sejak 2014 dan melibatkan berbagai pihak, termasuk koalisi yang dipimpin Arab Saudi dan berbagai kelompok pemberontak, termasuk Houthi.
Lebih lanjut, serangan ini juga mengingatkan kita akan potensi dampak dari konflik yang jauh dari Israel, yang dapat memiliki konsekuensi luas bagi stabilitas regional. Seiring dengan peningkatan aktivitas militer dan retorika perang, perhatian dunia semakin terfokus pada bagaimana konflik ini dapat mempengaruhi hubungan antara negara-negara di Timur Tengah dan keamanan global.