Kepala Militer Rusia Klaim Helikopter Putin Jadi Target Serangan Drone Ukraina

Seorang komandan militer Rusia mengklaim bahwa helikopter Presiden Vladimir Putin berada ‘di pusat’ serangan drone yang dilakukan oleh Ukraina pada tanggal 20 Mei. Yury Dashkin, yang menjabat sebagai komandan divisi pertahanan udara, menyampaikan pernyataan ini kepada media Rusia RBC, menyebutkan bahwa serangan yang diduga terjadi di Oblast Kursk, Rusia. Hingga saat ini, Ukraina belum memberikan tanggapan terhadap klaim tersebut.
“Kami terlibat dalam pertempuran pertahanan udara dan memastikan keamanan ruang udara untuk penerbangan helikopter presiden,” ungkap Dashkin. Dia menambahkan, “Helikopter tersebut secara efektif berada di pusat respons terhadap serangan drone besar-besaran.” Dalam beberapa hari sebelumnya, Putin melakukan kunjungan ke Kursk, yang merupakan lawatan pertamanya ke wilayah tersebut sejak bulan Maret.
Menarik untuk dicatat bahwa pada bulan Januari 2025, mantan pembawa berita Fox, Tucker Carlson, mengklaim bahwa pemerintahan mantan Presiden Joe Biden telah berusaha untuk mengadili Putin. Carlson, dalam podcast-nya ‘The Tucker Carlson Show’, mengutarakan pernyataan tersebut tanpa menyertakan bukti yang mendukung. Di kesempatan lain, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa presiden Rusia telah mendapatkan perlindungan yang memadai dari berbagai ancaman yang mungkin timbul.
Pada hari yang sama, pasukan Rusia melakukan serangan besar-besaran dengan mengirimkan 367 drone dan misil ke kota-kota Ukraina pada malam hari. Ini menjadi serangan udara terbesar dalam perang hingga saat ini, yang mengakibatkan setidaknya 12 orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Di antara korban yang meninggal, tiga di antaranya adalah anak-anak yang berasal dari wilayah utara Zhytomyr.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pun mengeluarkan pernyataan yang mendesak Amerika Serikat untuk mengambil sikap lebih tegas. Sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden, Amerika telah menerapkan pendekatan yang lebih lunak terhadap Rusia dan pemimpinnya, Vladimir Putin. “Keheningan Amerika, keheningan negara lain di dunia hanya mendorong Putin,” tulisnya di Telegram. “Setiap serangan teroris Rusia seperti ini adalah alasan yang cukup untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia.” Meskipun serangan ini merupakan yang terbesar dalam hal jumlah senjata yang diluncurkan, serangan-serangan lain telah mengakibatkan lebih banyak korban jiwa.
(Dengan informasi dari Reuters)