Vacharaesorn Vivacharawongse, salah satu putra yang terbuang dari Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn (Rama X), telah membagikan serangkaian foto di Instagram yang menunjukkan prosesi pengangkatannya sebagai biksu Buddha di Bangkok. Upacara tersebut diadakan pada Hari Vesak—sebuah hari besar dalam tradisi Buddha—dan tidak berlangsung dengan sunyi. Pria berusia 43 tahun ini memposting beberapa foto dari pengangkatannya, yang mengisyaratkan bahwa langkah ini mungkin mendapat dukungan dari keluarga kerajaan dan memiliki implikasi yang lebih dalam terhadap ketidakpastian suksesi kerajaan Thailand.

Pengangkatan Vacharaesorn, yang lebih dikenal dengan sebutan Than Oun, telah menghidupkan kembali perdebatan mengenai siapa yang akan menjadi raja berikutnya di Thailand. Siapakah sebenarnya Vacharaesorn Vivacharawongse? Vacharaesorn adalah putra kedua dari Raja Maha Vajiralongkorn dan mantan istrinya, Sujarinee Vivacharawongse, yang sebelumnya adalah seorang aktris. Ia lahir pada tahun 1981 dan dibesarkan di Amerika Serikat setelah diasingkan dari keluarga kerajaan Thailand pada tahun 1996, bersamaan dengan ibunya dan tiga saudaranya. Meskipun dibesarkan di luar negeri dan tinggal sebagai warga sipil, ia tetap terhubung dengan komunitas Thailand dan semakin sering muncul dalam acara publik sejak kembali ke Thailand secara mengejutkan pada tahun 2023. Kini, pengangkatannya sebagai biksu semakin memperkuat spekulasi bahwa ia mungkin sedang mempersiapkan kembalinya ke dalam lingkaran kerajaan.

Menurut laporan dari Vanitatis, kembalinya Vacharaesorn ke Bangkok bisa jadi menunjukkan bahwa ia berusaha untuk mendapatkan kembali perhatian dan dukungan dari ayahnya. Lalu, siapa sebenarnya Raja Rama X? Raja Maha Vajiralongkorn, yang kini berusia 72 tahun, naik tahta Thailand pada tahun 2016 setelah meninggalnya ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej. Ia dikenal secara resmi sebagai Rama X dan memiliki kehidupan pribadi yang penuh gejolak serta masa pemerintahan yang sering kali kontroversial, yang sebagian besar dijalankan dari luar negeri—terutama dari Jerman. Raja Vajiralongkorn telah menikah empat kali dan dikenal karena memelihara seorang ratu dan seorang selir, menghidupkan kembali tradisi istana yang telah ada selama berabad-abad. Kesehatannya, usia, dan dinamika keluarga yang rumit telah menimbulkan keraguan mengenai suksesi kerajaan di Thailand.

Berapa kali Raja X menikah, dan siapa saja anak-anaknya? Raja X memiliki empat istri: Putri Soamsawali (sepupunya) yang melahirkan satu putri, Putri Bajrakitiyabha; Sujarinee Vivacharawongse (mantan aktris Yuvadhida) yang memiliki empat putra dan satu putri (Putri Sirivannavari). Keempat putranya diasingkan pada tahun 1996. Srirasmi Suwadee: satu putra, Pangeran Dipangkorn Rasmijoti; Ratu Suthida: tidak memiliki anak. Ia juga memiliki seorang selir, Sineenat Wongvajirapakdi, yang gelarnya pernah dicabut tetapi kemudian dipulihkan.

Mengapa suksesi kerajaan menjadi tidak jelas? Hukum suksesi Thailand memprioritaskan ahli waris laki-laki, tetapi satu-satunya putra Raja Rama X yang diakui secara resmi, Pangeran Dipangkorn, diyakini mengalami kondisi perkembangan yang mungkin menghalangi kemampuannya untuk memerintah. Di sisi lain, sebagian besar putra Raja X yang lain, termasuk Vacharaesorn, telah dicabut gelar kerajaan mereka pada tahun 1996. Putri Bajrakitiyabha, anak tertuanya dari pernikahan pertama, pernah dianggap sebagai calon pewaris—jika raja memilih untuk mengubah hukum yang tidak mengizinkan perempuan untuk menduduki tahta. Namun, ia telah berada dalam keadaan koma sejak tahun 2022, dengan sedikit informasi mengenai kondisinya. Putri Raja lainnya, Putri Sirivannavari, tinggal di Thailand dan memiliki status kerajaan tetapi saat ini tidak berada di jalur suksesi yang resmi.

Mengapa Vacharaesorn dianggap sebagai calon pewaris meskipun telah diasingkan? Meskipun Vacharaesorn secara resmi diputuskan dari garis kerajaan hampir tiga dekade yang lalu, tindakan terbarunya menunjukkan pemulihan yang tenang. Di Thailand, adalah hal biasa bagi para pangeran untuk menghabiskan waktu di biara sebelum mengambil tugas publik. Banyak pengamat melihat pengangkatannya sebagai sinyal bahwa ia mungkin sedang dalam proses dipulihkan kembali. Pujian publiknya terhadap ayahnya di media sosial, bersama dengan kembalinya yang menonjol selama momen-momen budaya dan religius yang penting, semakin menunjukkan bahwa ia mungkin kembali ke dalam lingkaran kerajaan—mungkin bahkan sebagai calon untuk tahta.