Serangan udara yang dilakukan oleh Israel pada bandara Sanaa di Yaman pada hari Selasa telah mengakibatkan "kerusakan total", menurut para pejabat bandara. Serangan ini merupakan balasan terhadap peluncuran rudal yang dilakukan oleh pemberontak Houthi yang berafiliasi dengan Iran, yang sebelumnya menargetkan bandara utama Israel. Hal ini menunjukkan escalasi ketegangan yang signifikan di kawasan tersebut, terutama di tengah konflik yang terus berkepanjangan antara Israel dan Houthi.

Warga setempat melaporkan adanya pemadaman listrik di Sanaa dan kota pelabuhan Hodeida yang juga dikuasai Houthi setelah serangan Israel menghantam tiga stasiun listrik di dalam dan sekitar ibu kota. Menurut informasi dari pihak pemberontak, serangan itu telah membuat bandara berfungsi "sepenuhnya" tidak operasional setelah runways dan pesawat menjadi sasaran. Meskipun tidak ada laporan langsung tentang adanya korban jiwa, dampak dari serangan ini sangat mengganggu kehidupan sehari-hari warga Yaman.

Pemberontak Houthi telah bersumpah untuk memberikan balasan, menyatakan bahwa "agresi ini tidak akan berlalu begitu saja tanpa balasan, dan Yaman tidak akan terpengaruh dalam sikapnya untuk mendukung Gaza." Sejak dimulainya perang di Gaza pada bulan Oktober 2023, Houthi telah melancarkan serangan terhadap Israel dan kapal-kapal di rute perdagangan Laut Merah, menegaskan tindakan mereka sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina.

Dalam beberapa hari terakhir, Israel telah melancarkan dua gelombang serangan udara sebagai respons terhadap peluncuran rudal Houthi yang pertama kali berhasil mencapai perimeter Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv pada hari Minggu. Serangan tersebut menyebabkan sebuah kawah besar dan melukai enam orang. Menurut pejabat Houthi, serangan balasan awal Israel pada hari Senin menargetkan sebuah pabrik semen dan lokasi-lokasi di Hodeida, yang mengakibatkan empat orang tewas dan 35 lainnya terluka.