Presiden Prancis Emmanuel Macron Serukan Koalisi Baru di Asia dan Eropa

TOPSHOT - Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan reaksi selama pertemuan dengan Presiden Vietnam Luong Cuong di Istana Kepresidenan di Hanoi pada 26 Mei 2025. (Foto oleh Nhac NGUYEN / POOL / AFP) (Foto oleh NHAC NGUYEN/POOL/AFP via Getty Images)
SINGAPURA — Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Jumat menyerukan kepada negara-negara Eropa dan Asia untuk memperkuat koalisi dan menghindari terjebak dalam perpecahan yang semakin intens antara Amerika Serikat dan China.
Dalam pidatonya di forum pertahanan tahunan yang dikenal sebagai Shangri-La Dialogue di Singapura, Macron mendorong perdana menteri dan menteri pertahanan dari negara-negara Indo-Pasifik yang hadir untuk membentuk sebuah "koalisi baru" dalam rangka mengatasi "kendala dan efek samping" yang muncul dari meningkatnya persaingan antara AS dan China.
"Prancis adalah teman dan sekutu bagi Amerika Serikat, dan juga merupakan teman, dan kami bekerja sama — meskipun terkadang kami tidak setuju dan bersaing — dengan China," ungkap Macron, menambahkan bahwa negara tersebut beroperasi dengan tetap menjalankan "pendekatan yang menuntut terhadap kepentingan kami sendiri."
Macron menegaskan bahwa "perpecahan antara dua kekuatan super" merupakan risiko utama yang dihadapi dunia saat ini.
Pernyataan Macron ini muncul di tengah tur regional yang juga membawanya ke Vietnam dan Indonesia. Pemimpin Eropa ini berupaya memperkuat kerjasama pertahanan Prancis dengan negara-negara lain, yang khawatir akan menjadi korban dalam perang dagang AS-China yang berlangsung dan ketegangan geopolitik yang terus berlanjut dengan Beijing.
Di Jakarta awal minggu ini, Macron dan rekannya Prabowo Subianto menandatangani perjanjian pertahanan awal yang dapat memungkinkan Indonesia membeli lebih banyak persenjataan Prancis, termasuk pesawat tempur Rafale dan kapal selam Scorpene. Selain itu, Prancis dan Vietnam juga menandatangani kesepakatan mengenai pesawat Airbus, pertahanan, dan perjanjian lain dengan total nilai lebih dari $10 miliar.
Macron menegaskan, "ASEAN dan Eropa terkena dampak oleh ketidakpastian dari pendekatan tarif baru dan akhir dari tatanan berbasis aturan untuk perdagangan," mengingatkan akan dampaknya terhadap perekonomian negara-negara tersebut serta kemampuan mereka untuk membiayai upaya pertahanan.
Komitmen baru Macron terhadap kawasan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan bilateral antara China dan AS, meskipun terdapat pelonggaran tarif baru-baru ini.
Pemerintahan Trump telah mengancam untuk "secara agresif" mencabut visa bagi mahasiswa China sambil membatasi penjualan perangkat lunak desain chip ke China. Beijing pun tetap mempertahankan kendali ketat atas ekspor bahan langka ke AS.