Elon Musk, salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia teknologi dan bisnis, mengucapkan selamat tinggal kepada pemerintahan Donald Trump pada hari Jumat dengan penampilan di Oval Office. Dalam kesempatan ini, Musk berjanji untuk tetap menjadi "teman dan penasihat" bagi presiden Amerika Serikat. Namun, perhatian publik lebih tertuju pada bercak hitam yang terlihat di dekat matanya selama konferensi pers tersebut.

Spekulasi mengenai kondisi Musk semakin berkembang setelah laporan dari The New York Times yang menyebutkan bahwa ia diduga menggunakan ketamin, dan disebutkan bahwa hal ini telah merusak kandung kemihnya. Laporan tersebut menyebutkan adanya foto yang mengklaim bahwa Musk membawa sebuah kotak berisi 20 pil, termasuk Adderall. Hal ini menambah kerumitan pada citra publik Musk, yang selama ini dikenal karena inovasi dan keberaniannya dalam dunia bisnis.

Saat ditanya tentang bercak hitam di dekat matanya, Musk mengalihkan perhatian dengan menyalahkan putranya. Ia mengungkapkan bahwa putranya, X Æ A-Xii, secara tidak sengaja memukul wajahnya saat mereka sedang bermain. "Saya hanya bercanda dengan lil' X, dan saya bilang, 'silakan pukul saya di wajah,' dan dia melakukannya," kata Musk dengan nada santai. Meskipun terlibat dalam situasi yang canggung, Musk menghindari pertanyaan tentang tuduhan penggunaan narkoba dengan mengatakan, "Mari kita lanjutkan. Oke. Pertanyaan berikutnya."

X Æ A-Xii adalah anak tertua Musk dari penyanyi Grimes, dan sering terlihat bersamanya saat bertemu dengan Donald Trump. Pada bulan Februari tahun ini, anak tersebut juga muncul di Oval Office. Pada kesempatan yang sama, Musk terlihat malu setelah menerima hadiah perpisahan dari Trump, memicu berbagai spekulasi tentang hubungan mereka.

Di kemudian hari, seorang reporter AFP bertanya kepada Donald Trump apakah ia "menyadari penggunaan narkoba reguler Elon Musk," yang dijawab Trump dengan simpel, "saya tidak tahu." Ia juga menambahkan bahwa Musk adalah orang yang fantastis. Sebelumnya, Gedung Putih telah meremehkan laporan mengenai penggunaan obat-obatan oleh Musk. Menanggapi isu tersebut, Stephen Miller, Wakil Kepala Staf Trump, yang istrinya bekerja untuk Musk, mengatakan bahwa mereka lebih khawatir dengan masalah narkoba yang merajalela di perbatasan selatan. "Obat-obatan yang kami khawatirkan adalah obat-obatan yang melintas melalui perbatasan selatan dari Meksiko," katanya.

Musk sendiri sebelumnya pernah mengakui bahwa ia menggunakan ketamin, mengatakan bahwa ia diresepkan obat tersebut untuk mengatasi "pola pikir negatif" dan menyarankan bahwa penggunaan narkoba tersebut justru memberi manfaat pada pekerjaannya.

(Dengan masukan dari AFP)