Oleh Scott Travers, Kontributor. Ketika kita membahas tentang burung yang tidak bisa terbang, kita sering kali terjebak dalam anggapan bahwa yang terbesar adalah yang paling menakutkan. Namun, burung ketiga terbesar yang tidak bisa terbang ini adalah yang seharusnya membuat kita lebih berhati-hati. Ketika memikirkan burung-burung yang tidak bisa terbang, kata agresif mungkin tidak muncul dalam pikiran kita. Kita mungkin membayangkan seekor merak yang dengan tenang berjalan-jalan di sekitar kebun binatang (namun, merak bukanlah burung yang benar-benar tidak bisa terbang – mereka mampu terbang dalam jarak pendek). Kita mungkin juga teringat pada dodo yang malang dari Mauritius, burung yang begitu jinak dan tidak takut pada ancaman lingkungan sehingga punah dalam waktu kurang dari 100 tahun. Atau kita memikirkan tentang burung unta. Burung unta, yang merupakan burung terbesar di dunia yang tidak bisa terbang, memang dapat menimbulkan ancaman bagi manusia. Ada banyak kasus terdokumentasi di mana orang-orang terluka akibat tendangan kaki burung unta yang kuat. Namun, burung yang seharusnya kita waspadai, terutama jika kita tinggal di Australia utara atau wilayah New Guinea, adalah cassowary. Berikut adalah kisahnya dan mengapa burung ini bisa berbahaya bagi manusia.

Sebuah cassowary selatan melangkah melalui hutan hujan lebat di Queensland, Australia. Cassowary adalah burung yang tampak seolah baru saja keluar dari periode Cretaceous. Dengan tinggi mencapai enam kaki dan berat hingga 130 pound, burung ini jelas merupakan sosok yang mengesankan. Bulu hitamnya yang mengkilap menyerupai jubah kasar. Di atas kepalanya terdapat semacam helm berbentuk kasq – sebuah struktur keratin yang fungsinya masih diperdebatkan. Beberapa ahli biologi berpendapat bahwa ini membantu burung ini bernavigasi di tengah hutan lebat atau memperkuat panggilan mendalamnya yang bergemuruh.

Cassowaries terkenal dengan sifat teritorialnya, terutama betinanya, yang lebih besar dan lebih agresif daripada jantannya. Mereka mempertahankan wilayah mereka dengan sangat keras dan tidak takut untuk menyerang jika merasa terancam. Bahaya sebenarnya terletak pada kaki mereka. Setiap kaki memiliki tiga jari, dengan jari tengah dilengkapi dengan cakar seperti belati yang panjangnya bisa mencapai lima inci. Cakar ini bukan hanya untuk tampilan, tetapi merupakan senjata yang kuat, mampu menimbulkan luka dalam atau bahkan cedera fatal. Terdapat banyak kasus tercatat mengenai cassowary yang menyerang manusia. Insiden paling terkenal terjadi pada tahun 1926, ketika seorang remaja berusia 16 tahun dilaporkan dibunuh oleh cassowary setelah mencoba memukulnya. Meskipun pertemuan yang fatal sangat jarang terjadi, cedera serius tidaklah sedikit. Di Australia, petugas satwa liar telah mengembangkan protokol untuk mengelola burung-burung ini dengan aman, terutama di daerah di mana manusia dan cassowary sering bersinggungan.

(Sidebar: Sementara sedikit burung yang menyaingi kekuatan cassowary di darat, satu burung menguasai langit. Bertemu dengan burung terkuat yang bisa terbang – ia juga dapat, dan memang, menyerang manusia.)

Tidak hanya agresi yang membuat cassowary menonjol. Kecepatan dan kelincahan mereka juga patut dicatat. Burung-burung ini dapat berlari dengan kecepatan hingga 30 mil per jam dan melompat setinggi lima kaki. Mereka juga sangat mahir berenang, membuat mereka semakin menakutkan di habitat hutan hujan yang lebat. Cassowaries adalah burung yang sangat teritorial dan akan dengan keras mempertahankan wilayah mereka dari penyusup. Mengapa mereka begitu agresif? Salah satu teori berpendapat bahwa sifat soliter mereka dan investasi orangtua yang tinggi menjadi penyebab. Betina cassowary bertelur, tetapi jantan yang mengerami telur tersebut dan membesarkan anak-anaknya sendirian. Perilaku soliter dan protektif ini dapat beralih menjadi agresi ketika burung merasa terpojok atau terkejut. Di daerah di mana cassowaries bersinggungan dengan manusia – seperti jalur, pinggiran suburban, atau lokasi wisata – konflik dapat meningkat dengan cepat.

Para konservasionis menekankan bahwa cassowary bukanlah penjahat. Agresi mereka adalah mekanisme pertahanan yang alami. Selain itu, burung-burung ini memainkan peran penting dalam ekosistem mereka dengan menyebarkan biji-bijian dari tanaman yang mereka konsumsi. Tanpa cassowaries, beberapa spesies tanaman mungkin kesulitan untuk bertahan hidup. Menghormati, bukan ketakutan, adalah kunci. Menjaga jarak yang aman dan menghindari memberi makan atau memprovokasi mereka membantu memastikan koeksistensi yang damai. Apakah Anda seorang pecinta binatang yang memiliki hewan peliharaan? Ambil Tes Kepribadian Hewan Peliharaan yang didukung oleh sains untuk mengetahui seberapa baik Anda mengenal teman kecil Anda.