Penelitian Terbaru Mengungkap Ctenophore Sebagai Cabang Tertua Dalam Pohon Kehidupan Hewan

Pada penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Nature, para ilmuwan telah mengubah pemahaman kita tentang evolusi hewan dengan mengungkapkan bahwa ctenophore, yang juga dikenal dengan nama medusa sisir, merupakan cabang tertua dalam pohon kehidupan hewan, bahkan mendahului sponge. Temuan ini menantang asumsi yang sudah lama dipegang mengenai asal-usul kehidupan kompleks di Bumi serta memberikan wawasan baru tentang bagaimana sifat-sifat mendasar hewan mungkin telah berevolusi secara independen di jalur yang berbeda.
Memikirkan Kembali Akar Kehidupan Hewan
Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah memperdebatkan apakah sponge atau ctenophore yang lebih dulu muncul dalam garis waktu evolusi. Sponge, yang merupakan filter-feeder sederhana dan tidak memiliki sistem saraf serta otot, dulunya dianggap sebagai hewan paling primitif. Di sisi lain, ctenophore memiliki sel saraf, jaringan mirip otot, dan cara bergerak yang unik yang didorong oleh deretan silia, menjadikannya sangat kompleks untuk garis keturunan yang begitu kuno. Penelitian baru ini membalikkan asumsi sebelumnya dengan menunjukkan bahwa ctenophore bercabang sebelum sponge, yang mengubah struktur pohon keluarga hewan yang mendasar.
Tim peneliti menggunakan genomika komparatif, menganalisis struktur kromosom dari berbagai spesies modern untuk merekonstruksi susunan gen dari nenek moyang kuno. Schultz, seorang peneliti pascadoktoral di Universitas Wina, menekankan pentingnya temuan ini: “Jejak dari peristiwa evolusi kuno ini masih ada dalam genom hewan ratusan juta tahun kemudian.” Bukti molekuler ini memberikan jendela baru ke masa lalu yang jauh di mana catatan fosil tidak menyimpan informasi karena sifat tubuh lunak dari makhluk-makhluk awal ini.
Membuka Kunci Evolusi Melalui Tanda Genomik
Salah satu terobosan utama datang dari pengurutan genom ctenophore Hormiphora californensis. Dengan membandingkan keselarasan kromosom — urutan gen yang terpelihara — antara ctenophore, sponge, dan hewan lainnya, para peneliti mengidentifikasi pola cabang evolusi yang jelas. Pola ini mengungkapkan bahwa ctenophore terpisah sebelum pengaturan ulang kromosom yang menghubungkan sponge dengan bilaterian dan cnidarian.
Wawasan ini mengklarifikasi misteri yang telah lama ada dalam biologi evolusi. Rokhsar, salah satu peneliti utama, menjelaskan kompleksitas penelitian sebelumnya: “Hasil dari studi berbasis urutan yang canggih terpecah. Belum ada konsensus yang mengarah pada jawaban definitif.” Dengan fokus pada struktur kromosom daripada hanya urutan gen, studi ini memberikan kerangka kerja yang lebih kuat untuk memahami evolusi awal hewan.
Dampak Terhadap Pemahaman Kompleksitas Hewan
Temuan ini memiliki dampak mendalam terhadap cara kita memandang kemunculan sifat-sifat kunci hewan seperti sistem saraf, otot, dan multiseluler. Jika ctenophore adalah hewan pertama yang bercabang, ini menunjukkan bahwa fitur-fitur kompleks ini mungkin telah berevolusi secara independen di jalur yang berbeda, bukan melalui progresi linear sederhana dari organisme yang sederhana ke yang kompleks.
Schultz menekankan signifikansi yang lebih luas dari penelitian ini: “Penelitian ini memberi kita konteks untuk memahami apa yang menjadikan hewan sebagai hewan. Pekerjaan ini akan membantu kita memahami fungsi dasar yang kita semua miliki, seperti bagaimana mereka merasakan lingkungan mereka, bagaimana mereka makan, dan bagaimana mereka bergerak.” Mengakui bahwa ada banyak asal untuk sifat-sifat penting memungkinkan para ilmuwan untuk memperbaiki model evolusi hewan dan lebih memahami keragaman inovasi biologi di berbagai spesies.
Sebuah Kerangka Baru untuk Biologi Evolusi
Studi ini tidak hanya menulis ulang cabang dari pohon evolusi; ia juga menyediakan terobosan metodologis untuk mengeksplorasi peristiwa evolusi kuno. Schultz mencatat, “Kami mengembangkan cara baru untuk melihat salah satu pandangan terdalam yang mungkin tentang asal usul kehidupan hewan.” Temuan ini akan menjadi fondasi bagi komunitas ilmiah untuk mulai mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana hewan telah berevolusi.
Pendekatan genomik yang digunakan di sini menyoroti kekuatan teknologi modern untuk memecahkan misteri kuno, mengatasi keterbatasan yang ditimbulkan oleh catatan fosil. Seiring para peneliti terus mendekode tanda genetik di berbagai spesies, kisah evolusi kehidupan di Bumi akan semakin jelas, menawarkan wawasan baru tentang bagaimana jaringan kompleks kehidupan hewan muncul dari awal yang sederhana.