“Sistem nanolitografi kami memungkinkan kami merancang eksperimen yang menguji material dengan cara yang berbeda—menggunakan cahaya, magnetisme, atau listrik—dan mengamati respons mereka,” kata Profesor Kelly Morrison, Kepala Departemen Fisika.

Profesor Morrison menjelaskan lebih lanjut, “Setelah kami memahami bagaimana material berperilaku, kami dapat mulai menerapkan pengetahuan tersebut untuk mengembangkan teknologi baru, baik itu meningkatkan efisiensi komputasi atau menemukan cara baru untuk memanen energi.” Pernyataan ini mencerminkan pentingnya penelitian material dalam menciptakan inovasi teknologi masa depan.

Namun, bagaimana keajaiban kecil ini diciptakan? Segalanya dimulai dengan sistem nanolitografi baru dari Universitas Loughborough. Mesin mutakhir ini menggunakan teknik yang disebut thermal scanning probe lithography, yang memungkinkan pencetakan desain nanoscale dengan tingkat presisi yang belum pernah ada sebelumnya.

Metode ini menggunakan ujung yang dipanaskan, yang sangat kecil, untuk mengukir desain nanoscale yang sangat tepat pada chip. Tim peneliti memulai proses dengan melapisi sebuah chip kecil dengan dua lapisan bahan resist yang mirip gel untuk menciptakan pola biola. Setelah itu, mesin NanoFrazor raksasa menggunakan ujung yang dipanaskan pada suhu antara 75 hingga 2012 derajat Fahrenheit untuk mengukir pola biola pada lapisan atas chip tersebut.

Penciptaan desain nanoscale ini tidak hanya menjanjikan untuk aplikasi dalam bidang teknologi modern, tetapi juga berpotensi membuka jalan bagi pengembangan material baru yang dapat mengubah cara kita memanfaatkan energi dan informasi.