Selama bertahun-tahun, eksperimen yang dikenal sebagai “Ilusi Tangan Karet” telah menjadi salah satu penelitian penting dalam memahami bagaimana kita merasakan keberadaan tubuh kita sendiri. Di dalam eksperimen ini, tangan asli seorang partisipan disembunyikan dari pandangan, sementara sebuah tangan karet yang terlihat disikut dengan gerakan yang sinkron. Hal ini menyebabkan partisipan mengalami sensasi aneh seolah-olah tangan karet tersebut adalah bagian dari tubuh mereka, yang menunjukkan peran besar yang dimainkan otak kita dalam menciptakan citra tubuh.

Namun, hingga baru-baru ini, memahami dasar fisiologis dari pengalaman keberadaan ini cukup menantang, terutama karena kurangnya model hewan yang tepat untuk studi ini. Banyaknya kompleksitas yang terdapat dalam otak hewan membuatnya sulit untuk mengeksplorasi fenomena ini secara mendalam.

Tetapi, sebuah penelitian baru yang dipimpin oleh Luc Estebanez dan rekan-rekannya dari CNRS di Prancis telah mengubah pandangan ini. Mereka mencoba untuk mengeksplorasi apakah tikus memiliki rasa keberadaan tubuh, yang berarti bahwa tikus tersebut memiliki representasi kognitif internal mengenai tubuh mereka dan dapat merasakan anggota tubuh mereka sebagai bagian dari representasi tersebut.

Dalam penjelasannya, Estebanez menyatakan, “Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui apakah tikus memiliki rasa keberadaan tubuh, yang berarti bahwa mereka memiliki representasi kognitif internal tentang tubuh mereka, serta mempersepsikan anggota tubuh mereka sebagai bagian dari representasi ini. Ilusi tradisional ini adalah alat yang sangat baik untuk memulai eksplorasi representasi tubuh, dan tujuan kami adalah untuk mendapatkan akses yang setara pada tikus. Ini adalah sebuah keberhasilan!” katanya kepada Interesting Engineering.