Di sebuah situs fosil terpencil di Australia bagian timur, para peneliti telah menemukan sebuah laba-laba pra-sejarah dengan ukuran dan pelestarian yang sangat mengesankan, sehingga mengubah cara para ilmuwan memandang evolusi arachnida di benua ini. Meskipun makhluk ini hidup jauh setelah dinosaurus terakhir menghilang, anatomi mencoloknya telah menarik perbandingan dengan pemangsa yang dapat berkembang di dunia yang dipenuhi raksasa kuno.

Fosil yang ditemukan di McGraths Flat, New South Wales, termasuk dalam spesies laba-laba pintu jebak yang sebelumnya tidak diketahui, bernama Megamonodontium mccluskyi. Dengan ukuran lebih dari 23 milimeter panjang tubuh—hampir satu inci—laba-laba ini lima kali lebih besar dibandingkan dengan kerabat modernnya yang ditemukan di Australia. Menurut para peneliti, ini adalah laba-laba fosil terbesar yang pernah ditemukan di benua tersebut.

Fosil yang Mengubah Garis Waktu Arachnida

Hanya ada empat fosil laba-laba yang pernah ditemukan di Australia, menjadikan penemuan baru ini sangat langka. Kondisi pelestariannya yang luar biasa bahkan lebih mencolok, memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati fitur-fitur kecil seperti cakar dan rambut halus pada kaki, yang dikenal sebagai setae. Fosil ini memberikan gambaran hampir lengkap tentang makhluk yang hidup antara 11 hingga 16 juta tahun yang lalu, pada zaman Miocene.

Dengan menggunakan mikroskop elektron pemindaian, para peneliti mengidentifikasi karakteristik khas yang menghubungkan M. mccluskyi dengan keluarga laba-laba pintu jebak modern, Barychelidae. Laba-laba ini, kadang-kadang dikenal sebagai laba-laba pintu jebak berbulu, saat ini sebagian besar ditemukan di hutan hujan Papua Nugini dan Asia Tenggara. Keberadaan mereka di Australia kuno menunjukkan bahwa lingkungan hutan hujan serupa pernah menutupi benua ini.

“Ini adalah fosil pertama dari keluarga Barychelidae yang ditemukan di seluruh dunia,” kata Dr. Robert Raven, seorang arachnologist dari Museum Queensland yang menjadi salah satu penulis studi tersebut. “Bukan hanya ini adalah laba-laba fosil terbesar yang ditemukan di Australia, tetapi juga fosil pertama dari keluarga ini yang pernah ditemukan.”

Petunjuk Hutan Hujan di Lanskap yang Kering

Fosil ini ditemukan dari McGraths Flat, situs dekat Gulgong di New South Wales tengah, yang dalam beberapa tahun terakhir telah menghasilkan banyak fosil dari era Miocene. Saat ini, wilayah ini didominasi oleh padang rumput terbuka, tetapi selama masa hidup laba-laba tersebut, tempat ini adalah bagian dari hutan hujan yang subur dan sejuk.

Dr. Matthew McCurry, seorang paleontolog di Universitas New South Wales dan Museum Australia, menjelaskan bahwa situs fosil semacam ini menawarkan lebih dari sekadar spesimen individu—mereka bertindak sebagai kapsul waktu ekologi. “Hanya ada empat fosil laba-laba yang pernah ditemukan di seluruh benua, yang membuatnya sulit bagi para ilmuwan untuk memahami sejarah evolusi mereka,” katanya. “Itulah sebabnya penemuan ini sangat signifikan.”

Peralihan dari hutan hujan ke padang rumput diyakini telah berperan dalam kepunahan spesies seperti M. mccluskyi. Seiring Australia menjadi lebih kering selama jutaan tahun, kondisi yang diperlukan untuk menopang spesies semacam itu menghilang, mendorong organisme yang beradaptasi dengan hutan hujan menuju kepunahan atau ke zona huni yang menyusut.

Sekilas Tentang Masa Lalu Biologis Australia

McGraths Flat terus mengungkap informasi baru tentang ekosistem kuno Australia. Bersama dengan M. mccluskyi, para ilmuwan juga telah menemukan fosil tanaman, serangga, dan arthropoda lainnya yang terpelihara dengan baik. Dalam beberapa kasus, sisa-sisa fosil mempertahankan struktur subseluler, memberikan wawasan langka tentang fisiologi dan lingkungan makhluk yang telah punah.

Penemuan ini memungkinkan para peneliti untuk memetakan perubahan iklim benua ini sepanjang skala waktu geologis. Fosil laba-laba ini, khususnya, menyoroti bagaimana perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan luas dalam keanekaragaman hayati. Dengan menempatkan M. mccluskyi dalam konteks kehidupan Miocene yang lebih luas, para ilmuwan berharap dapat membangun gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana spesies merespons perubahan lingkungan jangka panjang.

Studi ini dipublikasikan dalam Zoological Journal of the Linnean Society dan ditulis bersama oleh Dr. McCurry, Dr. Raven, dan Dr. Michael Frese, seorang ilmuwan yang mengkhususkan diri dalam teknik pencitraan fosil.