Seorang bos kartel narkoba yang dikenal sebagai 'La Gorda' atau 'Wanita Gemuk' telah ditangkap di Meksiko setelah investigasi terhadap pembunuhan brutal pemimpin geng saingan. Beatriz Sánchez Martínez, yang berusia 51 tahun dan merupakan tokoh utama dalam Kartel Tláhuac, ditemukan bersembunyi di rumahnya di Mexico City, di mana polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti termasuk narkoba, senjata api, dan telepon.

Pada bulan Februari, seorang pemimpin geng yang dikenal dengan nama ‘La Tía Fany’ atau 'Bibi Fany' ditembak mati di dalam kendaraannya. Kejadian ini memicu baku tembak antara kedua geng yang bersaing, terkait dengan titik penjualan narkoba di wilayah yang mereka kendalikan. Martínez ditangkap bersamaan dengan rekannya Carlos Chávez Vargas di sebuah rumah yang dipenuhi dengan barang bukti narkoba, termasuk 263 dosis kokain, 200 dosis metamfetamin, 50 gram metamfetamin yang diduga, serta senjata api pendek dan tiga butir peluru.

Operasi penangkapan ini dilakukan setelah serangkaian penggerebekan yang menargetkan tiga properti lain yang diduga sebagai rumah aman dan lokasi distribusi narkoba terkait dengan La Gorda, yang dilakukan sebagai respon atas kematian Bibi Fany pada 25 Februari. Vargas, yang ditangkap bersamanya, dituduh oleh polisi Meksiko telah membunuh Bibi Fany atas perintah Martínez untuk menyingkirkan pesaingnya.

Seluruh pihak yang terlibat telah diserahkan kepada Kejaksaan Publik, sementara rumah-rumah mereka disegel dan dijaga ketat oleh polisi. Dilaporkan juga bahwa setelah kematian Bibi Fany, gengnya terpecah ke dalam faksi-faksi yang kini beroperasi secara kekerasan di beberapa lingkungan.

Martínez dan Vargas kini menghadapi beragam tuduhan serius, termasuk kepemilikan narkoba, perdagangan narkoba, kepemilikan senjata api, dan pemerasan. Vargas juga sedang diselidiki terkait kemungkinan pembunuhan berat.

Penangkapan ini muncul setelah adanya laporan bahwa beberapa kartel narkoba di Meksiko menjalankan kamp pelatihan di mana para pembunuh diserang untuk memakan jantung korban mereka. 'Kamp-kamp ini reportedly terletak di daerah pegunungan yang tersembunyi, sementara para penjahat merekrut para pemuda ke dalam 'sekolah' perdagangan narkoba,' demikian klaim dari pihak berwenang.

Seorang pemuda yang direkrut ke dalam salah satu kamp ini mengungkapkan bahwa ia diberikan senapan dan diperintahkan untuk membunuh saudaranya pada satu titik. Ia menambahkan bahwa iming-iming hadiah uang yang besar meyakinkan banyak orang muda untuk bergabung dengan kamp pelatihan tersebut. Ironisnya, ia direkrut ketika baru berusia 13 tahun.

Bentrokan berkepanjangan antara dua faksi kartel Sinaloa di Mexico City telah menyebabkan kematian puluhan anak di bawah umur, dengan laporan media lokal menyebutkan bahwa hampir 100 orang muda hilang akibat kekerasan yang menyusul penangkapan salah satu pendiri kartel tersebut pada bulan Juli lalu. 'Tiga puluh sembilan anak di bawah umur telah kehilangan nyawa mereka dalam konflik bersenjata ini,' ungkap Oscar Loza, presiden Komisi Hak Asasi Manusia Negara Sinaloa, kepada AFP, mengutip data dari kantor kejaksaan.

Di antara para korban terdapat dua gadis berusia tujuh dan dua belas tahun yang tewas pada hari Senin setelah terjebak dalam baku tembak antara penembak dan pasukan keamanan. Seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun juga terluka bersama orang tuanya dan dua kerabat lainnya, seperti yang dilaporkan oleh pihak berwenang.

'Kapan rakyat akan pulih dari luka yang begitu dalam dan menyakitkan ini? Tidak pernah. Luka ini akan selalu ada, bukan karena angka tetapi karena senyum yang telah padam,' ungkap Loza dengan penuh emosi. Salah satu penembakan terbaru terjadi di munisipal Badiraguato, yang merupakan tempat kelahiran pengedar narkoba yang dipenjara, Joaquin ‘El Chapo’ Guzman, serta tokoh senior kartel lainnya.