Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan pernyataan tegas pada hari Minggu (8 Juni 2025), berjanji untuk mencegah kapal bantuan yang membawa aktivis iklim terkenal, Greta Thunberg, beserta sebelas aktivis lainnya, mencapai Jalur Gaza. Pernyataan tersebut mencerminkan sikap keras Israel terhadap pelanggaran blokade laut yang telah diterapkan di wilayah Palestina selama bertahun-tahun.

Katz menegaskan bahwa Israel tidak akan membiarkan siapa pun melanggar blokade maritim yang mereka terapkan, yang ia klaim bertujuan untuk mencegah kelompok Hamas dari mengimpor senjata. Blokade ini, yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, menjadi bagian dari strategi Israel dalam mengontrol akses ke Gaza dan membatasi kemampuan Hamas untuk melakukan serangan lebih lanjut.

Kapal yang membawa aktivis-aktivis tersebut, bernama Madleen, dioperasikan oleh Koalisi Freedom Flotilla. Kapal tersebut berangkat dari Sisilia pada hari Minggu lalu dengan misi untuk memecahkan blokade laut Gaza serta mengirimkan bantuan kemanusiaan. Selain itu, mereka juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di enklave Palestina tersebut.

Di antara mereka yang berada di kapal tersebut adalah Rima Hassan, seorang anggota Parlemen Eropa keturunan Palestina. Rima diketahui telah dilarang masuk ke Israel karena sikapnya yang menentang kebijakan Israel terhadap rakyat Palestina. Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya situasi politik yang dihadapi para aktivis yang berusaha untuk memberikan bantuan kepada rakyat Gaza.

Para aktivis berencana untuk mencapai perairan teritorial Gaza sesegera mungkin, bahkan mungkin pada hari Minggu itu sendiri. Namun, situasi di lapangan sangat tidak menentu. Bulan lalu, sebuah upaya oleh Freedom Flotilla untuk mencapai Gaza melalui jalur laut mengalami kegagalan setelah salah satu kapal mereka diserang oleh dua drone saat berlayar di perairan internasional dekat Malta. Kelompok tersebut menyalahkan Israel atas serangan tersebut, yang telah merusak bagian depan kapal.

Sejak Israel menerapkan blokade total selama tiga bulan yang bertujuan untuk menekan Hamas, negara tersebut mulai mengizinkan beberapa bantuan dasar masuk ke Gaza pada bulan lalu. Meskipun demikian, para pekerja kemanusiaan telah memperingatkan bahwa tanpa akhir dari blokade dan perang ini, situasi kelaparan di wilayah tersebut bisa menjadi bencana.