Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva telah tiba di Rusia untuk berpartisipasi dalam perayaan ulang tahun ke-80 Hari Kemenangan, sebuah acara penting yang merayakan berakhirnya Perang Dunia II. Namun, kedatangan kedua pemimpin ini terjadi pada saat yang kritis, di mana Rusia terlibat dalam baku tembak dengan Ukraina hanya beberapa jam sebelum perayaan dimulai.

Hari Kemenangan, yang diperingati dengan upacara dan parade di seluruh Rusia, juga menjadi latar belakang meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut. Menurut laporan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Rusia melancarkan serangan balistik serta lebih dari 140 drone penyerang ke Ukraina selama malam hari sebelumnya. Zelensky menyatakan bahwa sirene serangan udara berbunyi hampir sepanjang hari di Kyiv dan kota-kota lainnya, dengan banyak korban jiwa dan luka-luka akibat serangan tersebut.

“Sangat adil bahwa langit Rusia—langit dari agresor—juga tidak tenang hari ini,” kata Zelensky dalam sebuah unggahan di platform X. Ia menegaskan bahwa proposal Ukraina untuk gencatan senjata selama setidaknya 30 hari tetap berlaku dan tidak akan dicabut, sebagai upaya untuk membuka peluang bagi diplomasi. Namun, ia mencatat bahwa dunia melihat Rusia tidak memberikan jawaban—kecuali untuk meluncurkan serangan baru. Ini menunjukkan dengan jelas siapa yang menjadi sumber konflik ini,” tambahnya.

Di sisi lain, Ukraina juga melancarkan serangan ke Rusia, dengan Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin melaporkan bahwa sembilan drone yang menuju Moskow berhasil ditembak jatuh. Pertukaran tembakan ini terjadi satu hari sebelum truce gencatan senjata selama tiga hari yang diusulkan oleh Rusia seharusnya mulai berlaku. Meskipun demikian, Zelensky belum memberikan komitmen terhadap proposal gencatan senjata Rusia, namun ia mengusulkan truce versi Ukraina selama 30 hari.

Selama kunjungan Xi ke Rusia, diharapkan ia akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan Presiden Vladimir Putin pada hari Kamis untuk mendiskusikan perang Ukraina serta hubungan Rusia-AS, di samping berbagai isu lainnya, menurut pejabat Kremlin Yuri Ushakov seperti yang dilaporkan oleh layanan berita Interfax. Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi juga diundang untuk hadir dalam parade Hari Kemenangan di Rusia, namun ia harus menolak tawaran tersebut di tengah meningkatnya ketegangan dengan Pakistan.