Brianna Lafferty, seorang wanita berusia 33 tahun, mengklaim telah mengalahkan semua kemungkinan setelah dinyatakan mati secara klinis. Setelah menderita penyakit neurologis yang mengancam nyawa, dia berhasil bangkit setelah delapan menit tanpa detak jantung, tanpa napas, dan tanpa aktivitas otak, seperti yang dilaporkan oleh Dail Mail.

Dalam menggambarkan pengalaman antara kehidupan dan kematian, Brianna menyatakan, “Kematian adalah sebuah ilusi karena jiwa kita tidak pernah mati. Kesadaran kita tetap hidup. Dan esensi kita hanya mengalami transformasi.” Dia menceritakan pengalaman kembalinya ke dunia orang hidup setelah kematian dan menyebutkan, “Tidak ada rasa sakit, hanya rasa damai dan kejelasan yang mendalam.”

Saat menceritakan pengalamannya, Brianna mengatakan, “Saya tidak melihat atau mengingat diri saya yang manusiawi. Saya benar-benar diam, namun saya merasa sepenuhnya hidup, sadar, dan lebih menjadi diri saya yang sebenarnya daripada sebelumnya.” Dia juga menambahkan, “Saya tiba-tiba terpisah dari tubuh fisik saya.”

Apa yang menyebabkan pengalaman dekat kematian ini? Dikatakan bahwa kondisi neurologis langka yang disebut ‘dystonia myoclonus’ adalah penyebab utama pengalaman dekat kematian Brianna Lafferty. Kondisi ini mengganggu fungsi tubuh dan menyebabkan kejang otot yang tidak terkendali.

Kondisi ini terutama mempengaruhi leher, batang tubuh, dan anggota tubuh bagian atas, dan gejalanya dapat sangat bervariasi dari orang ke orang. Meskipun tidak ada obat untuk dystonia myoclonus, perawatan yang tersedia dapat membantu meminimalkan gejala. Obat-obatan oral, terapi, dan suntikan neurotoxin botulinum mendukung perawatan medis, seperti yang dinyatakan di dystonia-foundation.org. “Salah satu fitur mencolok pada beberapa orang dengan dystonia myoclonus adalah pengurangan gejala setelah mengonsumsi alkohol,” catat situs web tersebut.