Aktivis Iklim Greta Thunberg Dideportasi dari Israel Setelah Intersepsi Kapal Bantuan

Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, dideportasi dari Israel pada hari Selasa. Tindakan ini terjadi satu hari setelah angkatan laut Israel mengintersepsi kapal bantuan yang ditumpanginya, yang menuju Gaza. Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, Thunberg dipindahkan ke penerbangan menuju Prancis sebelum melanjutkan perjalanannya ke Swedia. Kementerian tersebut bahkan membagikan foto aktivis yang biasanya menghindari penerbangan, terlihat di dalam pesawat.
Thunberg merupakan salah satu dari 12 penumpang di kapal Madleen, yang membawa pasokan kemanusiaan dan ditangkap sekitar 200 kilometer di lepas pantai Gaza. Dari total penumpang, tiga aktivis memilih untuk dideportasi segera, sementara delapan lainnya menolak perintah tersebut dan ditahan menunggu sidang pengadilan. Koalisi Freedom Flotilla yang mengatur perjalanan ini, bersama dengan organisasi hak asasi manusia seperti Adalah dan Amnesty International, mengutuk tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional, karena kapal tersebut beroperasi di perairan internasional.
Namun, Israel menolak klaim tersebut dan tetap pada posisinya untuk memberlakukan apa yang mereka sebut sebagai blokade laut yang sah terhadap Gaza. Kementerian Luar Negeri Israel juga meremehkan misi ini, menyebutnya sebagai aksi publisitas kapal 'selfie', dengan catatan bahwa bantuan yang dibawa tergolong 'sangat sedikit', tidak lebih dari satu truk suplai. Bantuan tersebut, yang mencakup beras dan susu formula bayi, akan dialihkan ke Gaza melalui 'saluran kemanusiaan yang sebenarnya', seperti yang dinyatakan oleh kementerian tersebut.
Di tengah peristiwa ini, mantan Presiden AS Donald Trump juga memberikan pandangannya. Ia mengejek Thunberg dengan mengatakan, 'Saya pikir Israel sudah memiliki cukup banyak masalah tanpa harus menculik Greta Thunberg. Dia seorang yang muda dan marah... Saya rasa dia perlu mengikuti kelas manajemen kemarahan.' Komentar ini menambah ketegangan di tengah situasi konflik yang sedang berlangsung.
Blokade laut oleh Israel telah berlangsung sejak Hamas mengambil alih kendali Gaza pada tahun 2007. Konflik ini telah meningkat setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang mengakibatkan lebih dari 1.200 orang Israel tewas. Menurut pejabat kesehatan setempat, lebih dari 54.000 kematian warga Palestina telah dilaporkan, yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza.