Uni Eropa Pertimbangkan Pembatasan Ekspor dan Gugat AS di WTO

Uni Eropa kini tengah mempertimbangkan untuk membatasi ekspor produk baja bekas dan bahan kimia yang memiliki nilai mencapai €4,4 miliar. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tarif yang dikenakan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, yang dikenal sebagai tarif 'timbal balik'. Dalam upaya yang paralel, Brussels juga berencana untuk meluncurkan sengketa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait penetapan tarif tersebut, serta tarif tambahan pada mobil dan suku cadangnya.
Namun, hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai kapan Brussels akan secara resmi memulai proses hukum ini. Dalam pernyataannya, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menekankan bahwa tujuan utama dari langkah-langkah ini adalah untuk mencapai 'hasil yang dinegosiasikan dengan AS'. Ia juga menambahkan, 'Sementara itu, kami terus mempersiapkan semua kemungkinan, dan konsultasi yang diluncurkan hari ini akan membantu kami dalam pekerjaan yang diperlukan ini.'
Komisi Eropa melangkah maju dengan daftar baru ini karena telah menyadari bahwa tidak ada jalan kembali ke status quo dalam hubungan mereka dengan Washington. Pada 2 April, Trump mengenakan tarif 'timbal balik' sebesar 20 persen untuk sebagian besar barang, sebelum kemudian menguranginya menjadi tarif 10 persen yang dia terapkan pada sebagian besar negara. Kebijakan ini memicu kepanikan di pasar saham dan obligasi, yang khawatir akan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan harga di AS.
Sementara itu, pihak Uni Eropa memperkirakan bahwa pemerintahan Trump akan memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk menurunkan tarif dasar 10 persen yang berlaku di AS. Namun, tarif tambahan pada mobil, baja, dan aluminium kemungkinan besar akan tetap ada, sebagai bagian dari upaya pemerintahan AS untuk mencapai tujuan 'strategi reindustriasi'. Seorang pejabat senior Komisi Eropa menegaskan hal ini dalam pernyataannya.