Tampilan Pertama Pesawat Antariksa Tianwen 2 China Diperkenalkan

China baru saja mengungkapkan foto pertama dari pesawat antariksa Tianwen 2, sebuah misi ambisius yang dirancang untuk mengumpulkan sampel dari salah satu objek langit misterius yang dikenal sebagai "quasi-moon". Gambar ini menunjukkan salah satu panel surya berbentuk dekagon dari pesawat tersebut, yang saat ini berada sekitar 3 juta kilometer dari Bumi.
Pihak berwenang China meluncurkan foto ini dua minggu setelah peluncuran Tianwen 2 ke angkasa. Misi ini sangat rahasia, dan pesawat ini memiliki kemiripan mencolok dengan pesawat dari misi NASA saat ini. Tianwen 2 direncanakan untuk mengumpulkan sampel dari asteroid 2016 HO3, yang lebih dikenal dengan nama Kamo'oalewa, pada tahun depan.
Pada 29 Mei 2023, pesawat Tianwen 2 berhasil diluncurkan menggunakan roket Long March 3B dari pelabuhan luar angkasa Xichang di barat daya China pada pukul 1:31 pagi waktu setempat, seperti dilaporkan oleh situs Space.com, yang merupakan saudara dari Live Science.
Pihak berwenang China menyatakan bahwa pesawat luar angkasa ini dijadwalkan untuk mendekati asteroid Kamo'oalewa pada bulan Juli 2026. Pada misi tersebut, Tianwen 2 diharapkan dapat mendarat di batu angkasa berukuran seperti roda ferris dan mengumpulkan sampel yang nantinya akan dikembalikan ke Bumi. Kamo'oalewa, nama yang berarti "objek langit berosilasi" dalam bahasa Hawaii, merupakan quasi-satelit Bumi, yang berarti ia mengorbit matahari bersamaan dengan Bumi dan mengelilingi planet kita, namun tidak terikat secara gravitasi dan suatu saat akan melayang pergi.
Misi Tianwen 2 telah dijaga kerahasiaannya dengan ketat. Peluncurannya tidak disiarkan secara langsung oleh Administrasi Antariksa Nasional China (CNSA), yang baru mengumumkan keberhasilan peluncuran sekitar satu jam setelah kejadian tersebut. Sampai saat ini, pesawat ini belum pernah difoto, sehingga pengetahuan kita tentang tampilannya hanya berdasarkan beberapa gambar seni yang dirilis setelah peluncuran, menurut informasi dari Space.com.
Pada tanggal 6 Juni, CNSA mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa pesawat itu berfungsi sesuai rencana dan saat ini sudah berada sekitar 1,9 juta mil (3 juta kilometer) dari Bumi — jarak yang sekitar delapan kali lebih jauh dari bulan. Pernyataan tersebut juga menyertakan foto pertama dari salah satu panel surya sepuluh sisi pesawat yang membentang di kekosongan luar angkasa.
Foto baru ini memberikan petunjuk bahwa pesawat Tianwen 2 kemungkinan memiliki desain yang mirip dengan pesawat yang digunakan dalam misi Lucy NASA, yang juga dilengkapi dengan panel surya dekagon dan saat ini sedang dalam perjalanan ke "asteroid Trojan" di sekitar Jupiter. Namun, desainnya sangat berbeda dari Tianwen 1, yang mengangkut rover Zhurong China ke Mars pada tahun 2021 dan memiliki panel surya berbentuk persegi panjang. (Tianwen sendiri secara kasar diterjemahkan menjadi "Pertanyaan kepada Surga.")
Apabila Tianwen 2 berhasil mencapai Kamo'oalewa dan mengumpulkan sampel yang diinginkan, pesawat ini dijadwalkan untuk menjatuhkan fragmen asteroid tersebut kembali ke Bumi saat melakukan flyby dekat pada akhir tahun 2027. Sampel-sampel ini diharapkan dapat diambil dari modul kembali yang serupa dengan sampel OSIRIS-Rex yang mendarat di gurun Utah pada September 2023.
Setelah itu, pesawat ini akan memulai misi sekunder untuk mengunjungi 311P/PanSTARRS, sebuah "hibrida" komet-asteroid yang terletak di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter, pada sekitar tahun 2035.
Kamo'oalewa memiliki "orbit" yang sangat tidak teratur di sekitar Bumi. Simulasi loop menunjukkan bagaimana ia akan bergerak di sekitar planet kita selama 300 tahun ke depan.
Kamo'oalewa memiliki lebar antara 40 hingga 100 meter dan berada pada jarak minimum 4,6 juta kilometer dari Bumi. Ia mengelilingi planet kita setiap 45 tahun dan diyakini sebagai potongan dari bulan Bumi yang terlempar akibat serangan meteor jutaan tahun lalu.
Bumi memiliki enam quasi-moon lainnya yang juga mengorbit matahari bersamaan dengan planet kita, tetapi tidak terikat secara permanen. Batu-batu luar angkasa ini kadang-kadang disebut sebagai "minimoons." Namun, istilah ini biasanya digunakan untuk objek yang mengorbit planet kita dalam jarak yang lebih dekat dan untuk periode singkat, biasanya kurang dari satu tahun.
Salah satu minimoon tersebut adalah asteroid 2024 PT5, yang pertama kali ditemukan pada September 2024 dan mengorbit Bumi selama sekitar tiga bulan.