Perusahaan Mengembangkan Mamalia Mirip Mammoth dengan Teknologi Penyuntingan Gen

Di tengah perhatian publik yang semakin meningkat terhadap klaim lingkungan yang dapat diperdebatkan, beberapa perusahaan berhasil menarik perhatian dengan strategi pemasaran yang cerdik. Salah satunya adalah Colossal Biosciences, sebuah startup yang berbasis di Texas dan didirikan pada tahun 2021. Perusahaan ini mengklaim bahwa teknologi penyuntingan gen mereka akan memungkinkan mereka untuk memproduksi gajah yang terlihat mirip dengan mammoth, dan rencananya adalah untuk melepaskan hewan-hewan ini ke dalam taman alam di Siberia.
Pernyataan ambisius ini, yang dikeluarkan pada bulan April lalu, memicu gelombang publisitas bagi perusahaan de-extinction ini, yang telah mengumpulkan dana sebesar USD 400 juta dari para investor. Potensi keuntungan komersial yang dapat diraih diperkirakan akan sangat menguntungkan, karena Colossal sedang mengamankan hak kekayaan intelektual (IPR) atas “hampir setiap aspek dari ciptaannya, bahkan nama yang diberikan pada hewan-hewan tersebut,” sebagaimana yang dilaporkan oleh MIT Technology Review dalam sebuah artikel terbaru.
Jurnal ini menemukan bahwa Colossal Biosciences telah mengajukan permohonan untuk merek dagang yang mencakup salah satu hewan transgenik mereka, yaitu tikus berbulu ekstra, yang ditampilkan tahun ini sebagai bukti kemajuan dalam proyek mammoth mereka. Disebut “Mammouse” ketika digunakan untuk penjualan mainan, dan “Woolly Mouse” jika digunakan sebagai motif dalam pakaian, perusahaan ini menunjukkan keahlian dalam pemasaran yang tampaknya mampu menutupi kekurangan ilmiah yang ada.
Dengan menggabungkan teknologi mutakhir dan strategi pemasaran yang inovatif, Colossal Biosciences mewakili langkah maju yang berani dalam domain bioteknologi. Namun, tantangan etis dan ilmiah yang harus dihadapi perusahaan ini menimbulkan pertanyaan yang lebih besar tentang implikasi jangka panjang dari upaya mereka. Apakah mereka benar-benar dapat menciptakan kembali spesies yang telah punah dengan cara yang tidak hanya efektif tetapi juga etis?