Para arkeolog telah membuat penemuan yang luar biasa di lepas pantai Saint-Tropez, yang terletak di bagian tenggara Prancis. Sisa-sisa sebuah kapal dagang dari abad ke-16 ditemukan lebih dari 2,5 kilometer (1,5 mil) di bawah permukaan laut, menjadikannya bangkai kapal terdalam yang pernah ditemukan di perairan Prancis. Penemuan revolusioner ini diungkap dalam sebuah laporan oleh France 24 dan diharapkan memberikan para arkeolog informasi yang melimpah mengenai rute perdagangan di Mediterania selama periode Renaissance.

Kapal yang diyakini berlayar dari Italia utara ini mengangkut muatan berupa keramik dan batang logam sebelum akhirnya tenggelam. Meskipun terdapat beberapa sampah modern yang terlihat, seperti kaleng soda dan wadah yoghurt, lokasi arkeologi tersebut tetap terjaga dengan sangat baik, memberikan pandangan luar biasa ke dalam sejarah masa lalu.

Bangkai Kapal Terdalam yang Pernah Ditemukan di Perairan Prancis

Bangkai kapal ini terletak pada kedalaman 2.567 meter (lebih dari 1,5 mil) di bawah permukaan Laut Mediterania. Menurut Arnaud Schaumasse, kepala departemen arkeologi bawah air kementerian kebudayaan, ini adalah “bangkai kapal terdalam yang pernah ditemukan di perairan teritorial Prancis.”

Penemuan ini terjadi ketika sebuah drone bawah air secara tidak sengaja menemukan bangkai kapal tersebut pada Maret 2025 selama survei rutin dasar laut. Drone, yang merupakan bagian dari proyek pemerintah untuk memantau sumber daya laut dalam Prancis, awalnya mendeteksi sesuatu yang besar di area tersebut. “Sonar mendeteksi sesuatu yang cukup besar, jadi kami kembali dengan kamera perangkat tersebut, kemudian sekali lagi dengan robot bawah air untuk mengambil gambar berkualitas tinggi,” ujar Schaumasse, menggambarkan langkah-langkah penting yang mengarah pada konfirmasi penemuan ini.

Dijaga Seperti Kapsul Waktu

Para arkeolog kelautan sangat gembira dengan kondisi luar biasa dari bangkai kapal tersebut, karena lokasi yang dalam menghalangi proses pengambilan atau penjarahan. Marine Sadania, seorang arkeolog yang terlibat dalam proyek ini, menjelaskan bahwa “lokasi ini — berkat kedalamannya yang mencegah pengambilan atau penjarahan — tetap utuh, seolah-olah waktu membeku, yang merupakan hal yang luar biasa.”

Lokasi ini, yang dinamai “Camarat 4,” mengandung berbagai barang bersejarah yang memberikan wawasan tentang perdagangan di Mediterania pada abad ke-16. Para arkeolog menemukan 200 kendi dengan ujung menyempit, beberapa di antaranya ditandai dengan monogram “IHS,” simbol yang mewakili tiga huruf pertama dari nama Yesus dalam bahasa Yunani. Penandaan ini menunjukkan asal kendi-kendi tersebut dari wilayah Liguria di Italia utara. Di samping kendi-kendi ini, para arkeolog juga mengidentifikasi 100 piring kuning, dua kuali, sebuah jangkar, dan enam meriam, semuanya terjaga dengan sangat baik meskipun bangkai ini sudah berusia tua.

Penemuan Kargo Maritim yang Utuh

Kargo kapal ini memberikan pandangan yang jarang ditemui tentang perdagangan maritim selama periode Renaissance. Kendi-kendi tersebut, yang tampaknya digunakan untuk mengangkut cairan atau biji-bijian, dirancang dengan rumit, beberapa di antaranya memiliki pola geometris atau motif yang terinspirasi dari tumbuhan. Kehadiran batang logam dalam kargo menunjukkan sifat komersial dari kapal itu, yang kemungkinan besar dimaksudkan untuk jaringan perdagangan Mediterania pada masa itu.

Selain kendi dan batang logam, kehadiran barang-barang seperti kuali dan meriam menunjukkan bahwa kapal ini mungkin adalah kapal dagang yang dilengkapi untuk perlindungan selama perjalanannya. Keenam meriam itu merupakan pengingat menarik tentang sejarah maritim yang penuh gejolak pada abad ke-16 ketika pembajakan dan peperangan angkatan laut merupakan ancaman umum bagi kapal-kapal dagang.

Sampah Modern dan Pelestarian

Meski penemuan ini sebagian besar tidak terganggu, beberapa sampah modern telah ditemukan di lokasi. Ini termasuk barang-barang seperti kaleng soda dan wadah yoghurt yang terlihat oleh tim peneliti. Meskipun ada gangguan modern ini, kedalaman bangkai kapal telah memainkan peran penting dalam pelestariannya. Seperti yang dicatat oleh Sadania, “lokasi ini tetap utuh, seolah-olah waktu membeku, yang luar biasa.” Tidak adanya intervensi manusia selama berabad-abad berarti bahwa kargo kapal dan artefak lainnya tetap sebagian besar tidak terganggu, menawarkan para peneliti kesempatan langka untuk mempelajari sebuah kapal maritim abad ke-16 dalam kondisi alaminya.