Ukraina Mengklaim Menembak Jatuh Pesawat Tempur Rusia Menggunakan Drone Laut untuk Pertama Kalinya

Pada hari Sabtu, Ukraina membuat sejarah dengan menembak jatuh dua pesawat tempur Rusia menggunakan drone laut, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam konflik yang sedang berlangsung. Dalam sebuah pernyataan, intelijen militer Ukraina mengkonfirmasi bahwa mereka berhasil menembak jatuh pesawat tempur Su-30 Rusia di dekat pelabuhan Novorossiisk di Laut Hitam. Keberhasilan ini dianggap sebagai serangan pertama di dunia yang menggunakan drone laut untuk menargetkan pesawat tempur.
Direktur agensi intelijen tersebut, dalam wawancaranya dengan The War Zone, mengungkapkan bahwa operasi pada hari Sabtu tersebut tidak hanya menghancurkan satu, tetapi dua pesawat Rusia. Hal ini menambah ketegangan dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari setahun ini dan menunjukkan kemampuan teknologi militer Ukraina yang semakin maju.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, kemudian mengkonfirmasi bahwa satu lagi pesawat Rusia dihancurkan dalam waktu 24 jam setelah serangan pertama, yang terjadi di sebuah pangkalan udara di Crimea yang diduduki. Pernyataan ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan militer Ukraina tetapi juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh Rusia dalam mempertahankan wilayah yang mereka kuasai.
Sementara itu, di ibu kota Kiev, serangan drone Rusia yang masif menyebabkan 11 orang terluka, termasuk dua anak-anak. Serangan ini terjadi saat Rusia meluncurkan gelombang serangan drone semalaman yang menyebabkan kebakaran di rumah dan kendaraan di seluruh kota. Petugas militer Kiev melaporkan bahwa puing-puing yang jatuh juga merusak bangunan, dan suara ledakan terdengar di seluruh ibukota serta sirene peringatan udara berbunyi selama hampir satu jam di seluruh Ukraina timur.
Angkatan udara Ukraina menyatakan bahwa unit pertahanan udara mereka berhasil menembak jatuh 69 dari 165 drone yang diluncurkan oleh Rusia, sementara 80 drone lainnya hilang. Keberhasilan ini menunjukkan tingkat efektivitas pertahanan udara Ukraina dan kemampuannya untuk melindungi wilayahnya dari serangan yang terus menerus.
Dalam konteks yang lebih luas, Zelensky menyatakan bahwa Ukraina siap untuk melaksanakan gencatan senjata penuh selama 30 hari yang dimulai pada hari ini. Dalam sebuah unggahan di media sosial, ia menekankan pentingnya “keheningan total” agar kedua negara dapat menegosiasikan langkah-langkah selanjutnya menuju perdamaian. Seruan ini diharapkan dapat menciptakan ruang bagi dialog dan mengurangi ketegangan yang telah berlangsung lama di kawasan tersebut.