India Melaporkan Serangan di Pangkalan Militer, Pakistan Membantah Keterlibatan

India telah menuduh Pakistan melakukan serangan terhadap tiga pangkalan militer menggunakan drone dan misil, sebuah klaim yang dibantah oleh Islamabad. Angkatan Darat India mengungkapkan bahwa mereka telah menggagalkan upaya Pakistan untuk menyerang pangkalannya yang terletak di Jammu dan Udhampur, yang berada di wilayah Kashmir yang dikelola India, serta di Pathankot, di negara bagian Punjab, India.
Pada Kamis malam, ledakan dilaporkan terdengar di kota Jammu di wilayah Kashmir yang dikelola India, bersamaan dengan pemadaman listrik yang melanda kawasan tersebut. Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, dalam sebuah wawancara dengan BBC, menegaskan bahwa negara mereka tidak terlibat dalam serangan tersebut, mengatakan, "Kami membantahnya, kami tidak melakukan apa-apa hingga saat ini," dan menambahkan, "Kami tidak akan menyerang dan kemudian membantahnya."
Sebelumnya pada hari yang sama, India mengklaim telah menyerang fasilitas pertahanan udara Pakistan dan "menetralkan" upaya Islamabad untuk menyerang target militer di India pada malam Rabu. Pakistan menyebut tindakan tersebut sebagai "aksi agresi" lain, setelah serangan misil India pada hari Rabu terhadap target di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan. Serangan-serangan India pada hari Rabu memicu seruan dari komunitas internasional untuk menurunkan ketegangan, dengan PBB dan pemimpin dunia menyerukan ketenangan.
Insiden serangan dan tembakan meriam di sepanjang perbatasan telah memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas antara dua negara yang memiliki senjata nuklir. Situasi ini dipandang sebagai konfrontasi terburuk antara kedua negara dalam lebih dari dua dekade. India mengklaim telah menyerang sembilan lokasi "infrastruktur teroris" pada hari Rabu sebagai balasan atas serangan militan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India bulan lalu. Pakistan dengan tegas membantah klaim India yang menyatakan bahwa mereka mendukung militan yang membunuh 26 warga sipil di kota Pahalgam yang terletak di pegunungan. Itu adalah serangan paling berdarah terhadap warga sipil di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir, yang meningkatkan ketegangan. Sebagian besar korban adalah wisatawan asal India.
Kashmir telah mengalami pemberontakan selama puluhan tahun melawan pemerintahan India yang telah merenggut ribuan nyawa. Wilayah Kashmir telah menjadi titik api antara kedua negara sejak keduanya meraih kemerdekaan setelah pembagian India Britania pada tahun 1947. Keduanya mengklaim Kashmir dan telah berperang dua kali untuk memperebutkannya.
Pada saat yang sama, di daerah perbatasan, banyak penduduk yang terpaksa dievakuasi akibat tembakan lintas perbatasan. Di sini, terlihat perempuan dan anak-anak tiba di tempat penampungan dekat Jammu. Terdapat seruan dari berbagai belahan dunia untuk menahan diri setelah India meluncurkan "Operasi Sindoor" pada awal Rabu. Namun, pada hari Kamis, kedua pihak saling menuduh melakukan tindakan militer lebih lanjut.
Juru bicara militer Pakistan, Jenderal Letnan Ahmed Sharif Chaudhry, menyatakan bahwa drone yang dikirim oleh India telah terlibat di berbagai lokasi. "Malam tadi, India menunjukkan aksi agresi lainnya dengan mengirim drone ke beberapa lokasi," katanya. "Lokasi-lokasi tersebut termasuk Lahore, Gujranwala, Chakwal, Rawalpindi, Attock, Bahawalpur, Miano, Chor, dan dekat Karachi." Dia juga menambahkan bahwa satu warga sipil telah tewas di provinsi Sindh dan empat tentara terluka di Lahore. Konsulat AS di Lahore juga memberitahukan kepada stafnya untuk berlindung di dalam gedung.
India mengklaim bahwa tindakan terbarunya diambil sebagai respons terhadap upaya Pakistan untuk "melibatkan sejumlah target militer di India utara dan barat" semalam.
"Telah dipastikan dengan baik bahwa sistem Pertahanan Udara di Lahore telah dinetralkan," bunyi pernyataan dari Kementerian Pertahanan India. Namun, Pakistan membantah klaim tersebut. Tidak ada konfirmasi independen mengenai versi kejadian dari kedua negara. Di kemudian hari, Sekretaris Luar Negeri India, Vikram Misri, menyampaikan dalam sebuah konferensi pers di Delhi, "Niat kami bukan untuk meningkatkan ketegangan, kami hanya merespons eskalasi awal."