Penggalian Forensik di Tuam Dimulai: Mencari Kebenaran atas Kematian 798 Anak

Pada hari ini, penggalian forensik yang sangat dinantikan di bekas 'rumah ibu dan bayi' di County Galway dimulai. Di lokasi ini, diperkirakan terdapat sisa-sisa hampir 800 bayi dan anak-anak yang telah meninggal dunia. Penelitian yang dilakukan oleh sejarawan lokal, Catherine Corless, mengungkapkan bahwa banyak dari anak-anak yang meninggal di lembaga tersebut di Tuam diduga dibuang ke dalam sebuah tangki pembuangan limbah yang dikenal dengan sebutan 'lubang'.
Corless, yang dedikasinya dalam penelitian ini mengungkap kematian 798 anak di rumah tersebut antara tahun 1925 hingga penutupannya pada tahun 1961, merasakan kelegaan saat penggalian dimulai. "Saya merasa sangat lega," ujar Corless kepada Sky News. "Ini adalah perjalanan yang panjang sekali. Tidak tahu apa yang akan terjadi, apakah semuanya akan berantakan ataukah benar-benar terjadi."
Temuan Corless pada tahun 2014 mengejutkan Irlandia dan menjadi sorotan di seluruh dunia. Penelitian ini mengungkap sisi gelap dari Irlandia tengah abad yang sangat dipengaruhi oleh ajaran Katolik, yang sering kali memperlakukan anak-anak lahir di luar nikah dan wanita yang melahirkannya dengan kejam. Banyak wanita dikirim ke rumah ibu dan bayi sebelum dipisahkan dari anak-anak mereka.
Sekarang, sepuluh tahun setelah penemuan mengejutkan itu, tim penyelidik yang dipimpin oleh Daniel MacSweeney memulai penggalian forensik yang direncanakan akan berlangsung hingga dua tahun. Tujuan utama dari penggalian ini adalah untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin sisa-sisa melalui pengujian DNA, sekaligus memberikan pemakaman yang layak bagi mereka.
Bagi orang-orang seperti Annette McKay, yang kini tinggal di Manchester, ini adalah secercah harapan. Ibunya, Margaret "Maggie" O'Connor, melahirkan seorang bayi perempuan di rumah Tuam pada tahun 1942 setelah mengalami pemerkosaan pada usia 17 tahun. Bayinya, yang diberi nama Mary Margaret, meninggal enam bulan kemudian. Annette mengingat momen ketika ibunya bercerita bahwa seorang biarawati mendekatinya dan berkata, "anak dari dosamu telah mati." Annette kini berharap agar sisa-sisa bayinya bisa digali di Tuam dan dikebumikan bersama Maggie. "Saya tidak peduli jika hanya sedikit, karena mereka bilang tidak banyak sisa yang tersisa; pada usia enam bulan, kebanyakan hanya tulang rawan. Saya hanya ingin Mary Margaret bisa dikebumikan bersama Maggie. Itu sangat berarti," ujarnya.
Menurut Annette, yang kini berusia 71 tahun, Tuam adalah simbol dari masa yang berbeda di Irlandia. "Kami menutup korban pemerkosaan, korban inses, dan korban kekerasan, kami menempatkan mereka di rumah sakit, kami mengambil anak-anak mereka, dan menyerahkan mereka kepada Gereja untuk dilakukan apa saja yang mereka mau," katanya. Annette berharap agar kebenaran di balik tempat itu terbongkar. "Kami perlu tahu apa yang terjadi di tempat kotor dan jelek itu. Kami ingin jawaban dari tempat itu."
Pemerintah Irlandia telah meminta maaf secara resmi pada tahun 2021 setelah penyelidikan menemukan tingkat kematian bayi yang "mengerikan" di rumah dan lembaga anak-anak tersebut, dengan sekitar 9.000 anak diyakini meninggal di 18 lembaga yang diselidiki. Taoiseach Micheal Martin menyatakan bahwa "kita memiliki sikap yang sangat menyimpang terhadap seksualitas dan kedekatan, dan ibu-ibu muda serta anak-anak mereka dipaksa membayar harga yang sangat mahal untuk disfungsi itu."
Suster-suster Bon Secours, yang mengelola rumah Tuam, juga telah menyampaikan permintaan maaf yang "dalam" dan mengakui bahwa anak-anak tersebut "dikebumikan dengan cara yang tidak menghormati dan tidak dapat diterima," dan menawarkan kompensasi finansial.
Saat penggalian yang bisa berlangsung hingga dua tahun dimulai di lokasi Bon Secours, warga Tuam masih berjuang dengan rasa hormat dan penolakan yang terjadi di kota mereka. "Saya masih berusaha memahami ini," kata Corless. "Maksud saya, ini adalah kongregasi keperawatan. Gereja mengajarkan untuk merawat mereka yang rentan, tua, dan yatim piatu, tetapi entah mengapa, mereka tidak pernah memasukkan anak-anak lahir di luar nikah dalam pikiran mereka. Saya tidak pernah mengerti bagaimana mereka bisa melakukan itu pada bayi-bayi kecil, anak-anak balita yang cantik dan rentan."