ISLAMABAD: Pada hari Kamis (8 Mei), militer Pakistan secara tegas menuduh India melakukan pembohongan publik setelah New Delhi mengklaim bahwa Pakistan telah meluncurkan serangan drone dan rudal terhadap pos-pos militer di wilayah Kashmir yang dikelola India. Tuduhan ini muncul dalam konteks meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang telah lama berseteru.

Pakistan dengan tegas membantah bahwa mereka telah meluncurkan serangan apapun ke arah India pada hari itu. Juru bicara militer teratas Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry, menyebut serangan drone India sebagai 'pertahanan hantu'.

“India telah menciptakan kehebohan sejak kemarin tentang Pakistan yang menyerang 15 lokasi,” kata Chaudhry dalam konferensi pers yang diadakan untuk merespons tuduhan tersebut. “Ini adalah cerita yang fantastis dan sudah dimasak-masak. Anda hanya bisa tertawa tentang hal ini. Saya akan mengajukan beberapa pertanyaan. Pertama, apakah pemerintah India dan angkatan bersenjatanya hidup di abad ke-18 atau abad ke-21? Karena di abad ke-21 ini, setiap proyektil meninggalkan jejak digital dan tanda tangan,” tambahnya.

Dalam konferensi pers tersebut, Chaudhry juga menunjukkan serangkaian gambar dari puing-puing drone yang diambil dari berbagai lokasi. Dia menjelaskan bahwa puing-puing dan drone yang jatuh tersebut sedang dikumpulkan sebagai bagian dari penyelidikan lebih lanjut.

Ketegangan yang meningkat ini berawal dari serangan udara yang diluncurkan oleh India pada hari Rabu, yang mereka klaim bertujuan untuk menyerang 'kamp teroris'. Serangan ini telah memicu kekerasan terburuk dalam beberapa dekade antara kedua negara, dengan setidaknya 48 orang dilaporkan tewas di kedua sisi perbatasan. Sebagian besar korban jatuh di Pakistan, di mana otoritas setempat menyatakan bahwa setidaknya 32 orang tewas, termasuk 12 anak-anak.