Xi China Berdiri Bersama Putin di Parade Hari Kemenangan Rusia

Dalam sebuah perayaan yang penuh makna, Presiden China, Xi Jinping, berdiri di samping Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah, sebuah acara yang selalu mengundang perhatian internasional. Acara ini berlangsung di tengah ketegangan yang meningkat akibat serangan-serangan Ukraina yang menargetkan ibu kota Rusia dalam beberapa hari terakhir. Keterlibatan Xi dalam acara ini menunjukkan hubungan yang semakin erat antara kedua negara.
Pada parade yang dihadiri oleh ribuan tentara dan lebih dari 20 pemimpin dunia, Putin berbicara tentang pelajaran yang diambil dari Perang Dunia Kedua. Dalam pidatonya, ia berusaha mengaitkan peristiwa sejarah tersebut dengan invasi besar-besaran yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina saat ini, yang telah memasuki tahun keempat. Putin menegaskan bahwa seluruh Rusia mendukung apa yang disebutnya sebagai 'operasi militer khusus'. Dalam konteks ini, Rusia mengumumkan gencatan senjata unilateral selama tiga hari untuk memperingati acara yang megah dalam rangka peringatan 80 tahun kemenangan atas Nazi, meskipun Ukraina menolak gencatan ini sebagai 'pertunjukan teatrikal'.
Militer Ukraina melaporkan bahwa mereka mengalami ribuan serangan sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 8 Mei. Sementara itu, Rusia mengklaim bahwa gencatan senjata tersebut dipatuhi dan menyalahkan Ukraina atas ratusan pelanggaran. Dalam beberapa hari menjelang gencatan senjata yang diusulkan, Moscow dan Kyiv saling meluncurkan serangan. Beberapa penerbangan di bandara-bandara Rusia dibatalkan, dengan sekitar 60.000 penumpang terjebak akibat serangan drone yang diluncurkan Ukraina. Di pusat kota Moskow, pembatasan ketat diberlakukan saat Rusia memperingati kemenangan Uni Soviet atas Jerman Nazi.
Dalam suasana yang penuh keseriusan, sebelum pidato Putin dan momen hening selama satu menit, Panglima Angkatan Darat, Oleg Salyukov, memimpin 11.000 tentara memasuki Lapangan Merah, termasuk sekitar 1.500 tentara yang telah bertugas di Ukraina. Mereka kemudian diperiksa oleh Menteri Pertahanan, Andrei Belousov. Dalam pidatonya, Putin bersikeras bahwa Rusia adalah 'benteng yang tidak dapat dihancurkan melawan Nazisme, Russophobia, dan antisemitisme'. Pernyataan ini diwarnai dengan tuduhan berulang kali dari Putin yang menyebut kepemimpinan Ukraina sebagai Nazi. Ia menambahkan, 'Kebenaran dan keadilan ada di pihak kita,' sembari menegaskan bahwa 'seluruh negara, masyarakat, dan rakyat mendukung para peserta' dalam perang melawan Ukraina.
Dari laporan yang beredar, Rusia menyebutkan bahwa 27 pemimpin dunia hadir dalam acara tersebut. Xi Jinping, yang duduk berdampingan dengan Putin di podium Lapangan Merah, mengenakan pita St. George berwarna oranye dan hitam, yang dianggap Rusia sebagai simbol kejayaan militer namun telah dilarang di beberapa negara tetangga. Dalam parade tersebut, terdapat 102 tentara dari China, serta kontingen dari Korea Utara, Vietnam, dan Mongolia. Penting untuk dicatat bahwa ribuan tentara Korea Utara terlibat dalam konflik di Ukraina, dan Putin sempat menyapa beberapa tentara tersebut di Lapangan Merah.
Di antara tamu-tamu yang hadir adalah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, bersamaan dengan Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, yang merupakan satu-satunya pemimpin Uni Eropa yang berkunjung ke Moskow. Kaja Kallas, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, sebelumnya menegaskan bahwa para pemimpin negara anggota Uni Eropa dan negara yang berusaha bergabung tidak seharusnya menghadiri acara tersebut akibat perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Serbia sendiri merupakan negara kandidat Uni Eropa, dan Vucic mengakui bahwa ia mungkin akan menghadapi konsekuensi akibat keputusannya untuk hadir. Bagi Putin, kehadiran Xi pada Hari Kemenangan ini merupakan pencapaian penting, di mana ia memuji 'rakyat China yang berani' sambil memberikan penghormatan kepada sekutu-sekutu Rusia dalam Perang Dunia Kedua. Sebelum parade berlangsung, Putin dan Xi melakukan dua ronde pembicaraan, serta diskusi informal mengenai perang di Ukraina, menurut laporan dari media China. Parade tersebut juga menampilkan berbagai peralatan militer Rusia, termasuk sistem rudal Yars, tank, dan kendaraan tempur berlapis baja. Sebanyak enam pesawat tempur Su-25 kemudian melintasi Lapangan Merah untuk menutup parade dengan megah.