BEIJING: Otoritas bea cukai Cina baru-baru ini menyita lebih dari 46.000 mainan Labubu palsu, akibat dari popularitas viral koleksi trendi ini yang memicu booming produk tiruan dan praktik penjualan kembali yang merugikan.

Peningkatan jumlah barang tiruan ini telah memicu peringatan dari media negara tentang adanya “rantai pasar gelap” yang memanfaatkan konsumen serta melanggar hak kekayaan intelektual.

Mainan Labubu, yang menampilkan sosok makhluk menggemaskan dengan mata lebar dan senyum nakal, meraih ketenaran internasional berkat kombinasi dukungan selebriti dan promosi di media sosial. Merek ini dijual oleh raksasa mainan Cina, Pop Mart, dan daya tariknya semakin meningkat berkat edisi terbatas dan koleksi bertema yang meningkatkan rasa eksklusivitasnya.

Namun, antusiasme yang meluas ini juga menyebabkan banjir barang palsu, yang oleh para kolektor dijuluki “Lafufu”.

Penyitaan terbaru oleh otoritas bea cukai Cina mencakup tiga wilayah, dengan hasil signifikan dicatat pada hari Kamis (12 Jun) di pos pemeriksaan Jembatan Hong Kong-Zhuhai-Macau di Zhuhai, Provinsi Guangdong. Sebanyak 20.599 boneka Labubu palsu disita dalam tiga pemeriksaan terpisah terhadap truk yang menuju ke luar negeri. Pengiriman tersebut ditemukan memiliki logo Pop Mart yang dicetak pada kemasan, dan mainan tersebut tidak memiliki izin resmi, ungkap Bea Cukai Cina dalam pernyataan resminya pada malam Rabu.

Sebagai tambahan, petugas bea cukai di Ningbo, Provinsi Zhejiang, menemukan 20.240 produk Labubu palsu saat memeriksa sejumlah mainan anak-anak, gelas plastik, dan barang-barang lainnya.